Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokopedia: Kenaikan Tarif Pengiriman Barang Kurang Ideal

Kompas.com - 19/01/2019, 06:07 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan jasa pengiriman yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) menaikkan tarif pengiriman barang awal 2019 ini.

Vice President of Logistic Tokopedia, Anthony Wijaya menilai, kenaikan tarif pengiriman barang itu oleh penyedia jasa kurang baik untuk konsumen atau masyarakat. Hal ini sedikit banyaknya akan berdampak pada transaksi.

"Kenaikan tarif pengiriman barang tentunya kurang ideal dari sisi pelanggan Tokopedia. Tetapi kami sadar akan adanya tuntutan iklim makroekonomi bagi para pemain logistik," kata Anthony kepada Kompas.com, Jumat (18/1/2019).

Anthony menuturkan, pihaknya akan mencari formula terbaik supaya kenaikan tarif pengiriman barang itu tidak terlalu berdampak. Mereka terus bersinergi dengan perusahaan penyedia jasa memberikan pelayanan terbaik.

Baca juga: Prabowo Mau Naikkan Tax Ratio, tapi Potong Tarif Pajak, Apakah Bisa?

"Tokopedia sebagai platform teknologi akan terus berinovasi bersama mitra logistik kami untuk meningkatkan kualitas dan kecepatan pelayanan kami," ujarnya.

Selain bersinergi dengan penyedia jasa pengiriman barang atau kurir, Tokopedia akan meningkatkan jaringan pelayanan dan penggunaan data yang lebih baik. Mereka berharap dapat membantu meningkatkan efisiensi rantai perdagangan dan memberikan tarif pengiriman barang yang terbaik bagi para pelanggan Tokopedia.

"Tokopedia juga berharap dari sisi mitra bisa menghadirkan peningkatan implementasi teknologi dari perusahaan penyedia jasa. Seperti pemakaian mesin sorting otomatis untuk mempercepat proses sortir atau penyediaan jasa pemenuhan (fulfilment), sehingga barang-barang bisa didekatkan ke konsumen dan bisa menekan biaya pengiriman," imbuhnya.

Anthony enggan menjelaskan seberapa besar pengaruh kenaikan tarif pengiriman barang pada transaksi, baik pemesan maupun penjualan di Tokopedia.

Sebelumnya, Asperindo menyatakan terpaksa menaikkan tarif pengiriman barang awal 2019 ini. Sebab tarif Surat Muatan Udara (SMU) telah dinaikkan oleh maskapai atau airline. Ini merupakan salah satu dasar asosiasi menaikkan tarif pengiriman barang.

Sisi lain, Yayasan Perlindungan Konsumen Indonesia (YLKI) menekankan perusahaan penyedia jasa mencermati kenaikan ini dengan bijaksana. Agar tidak dijadikan kesempatan untuk meraup untuk besar tanpa memikitkan konsumen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com