Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Siap Pensiun, Orang Indonesia Pilih Bergantung pada Anak

Kompas.com - 12/02/2019, 15:45 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh HSBC, banyak pekerja Indonesia yang belum siap untuk menghadapi masa pensiun.

Bahkan, survei dengan tajuk Future of Retirement, Bridging The Gap tersebut menunjukkan, baru 30 persen dari 1.050 responden yang menyatakan telah menabung untuk mempersiapkan masa pensiun.

Sementara, sebanyak 76 persen responden usia kerja (di atas 21 tahun) yang mengharapkan adanya dukungan finansial dari anak mereka kelak ketika pensiun.

Baca juga: Sebagian Besar Orang Indonesia Tak Siap Finansial untuk Pensiun?

Helath of Management HSBC Indonesia Steven Suryana mengungkapkan, hanya 24 persen dari pensiunan di Indonesia yang menerima dukungan finansial dari anaknya.

"Yang juga mengkhawatirkan adalah lebih dari tiga perempan responden usia kerja mengharapkan anaknya akan membantu mereka di masa pensiun, sedangkan kenyataannya saat ini hanya kurang dari sepertiga responden usia pensiun menerima bantuan dari anaknya,” ujar Steven di Jakarta, Selasa (12/2/2019).

Jika dibandingkan negara lain, secara fakta, angka ketergantungan finansial pensiunan Indonesia cukup rendah jika dibandingkan dengan 16 negara lain yang dilibatkan dalam survei ini. Secara rata-rata global, angka ketergantungan pensiunan terhadap anak sebesar 16 persen, sementara Indonesia sebesar 24 persen.

Baca juga: Bukan Cuma Irit Pengeluaran, Ini Kunci Mandiri saat Pensiun Dini

Negara dengan pensiunan yang tergantung secara finansial kepada anak tertinggi adalah Hong Kong yang mencapai 55 persen, disusul Malaysia dan Singapura yang masing-masing sebesar 36 persen. Adapun negara dengan ketergantungan finansial pensiunan terendah adalah Perancis yang hanya 2 persen.

"Kultur sebenarnya memengaruhi hal ini. Seperti Hong Kong orang tua yang secara finansial di-support anaknya cukup tinggi, tapi negara lain seperti Amerika Serikat, Perancis dan Kanada hanya 2 sampai 3 persen. Indonesia mungkin nanti mengarah ke situ juga," ujar Steven.

"Karena kemudian tingkat pendidikan sudah tinggi, mikirnya orang tua juga bisa mengurus hidupnya sendiri, jadi sudah masing-masing," lanjut dia.

Baca juga: Apa Saja yang Harus Disiapkan Jelang Pensiun?

Steven mengatakan, dalam survei ini kelompok responden pensiunan dibagi menjadi dua, yaitu pensiun aktif dan pensiun yang sudah mulai mengalami perlambatan aktifitas.

Pensiunan yang masih aktif sebesar 73 persen akan bergantung pada tunjangan dari tempat kerja, dan 57 persennya dari tabungan, padahal seiring berjalannya waktu jumlah tabungan pensiun akan terus berkurang. Sehingga, penting bagi pensiunan untuk mulai berinvestasi dan menabung sedini mungkin.

“Kesadaran akan kebutuhan realistis di hari tua dapat memulai percakapan yang penting untuk perencanaan pensiun. Yang pasti, semakin dini kita mempersiapkan diri, semakin bisa kita mewujudkan mumpi menjadi crazy rich retiree di Indonesia,” ujar Steven.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com