Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Kargo Mahal, Eksportir Ikan Ini Kirim Surat ke Susi

Kompas.com - 13/02/2019, 20:18 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Eksportir ikan segar asal Gorontalo, Muhammad Yusuf mengeluhkan mahalnya harga pengiriman melalui kargo pesawat.

Bahkan, dia sampai mengirimkan surat ke Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengenai permasalahan ini.

"Saya ingin menyampaikan kepada Ibu (Susi) sejak Januari 2019 hingga saat ini pengiriman ikan segar melalui udara masih harus berhenti. Hal ini akibat tarif kargo udara dari semua bandara di daerah-daerah baik tujuan domestik maupun internasional yang dinaikan oleh maskapai dan agen sangat tinggi," tulis Yusuf dalam suratnya seperti yang diperoleh Kompas.com, Rabu (13/2/2019).

Baca juga: Kemenhub: Tarif Kargo Udara Tak Diatur Undang-undang

Yusuf menceritakan, mulanya tarif kargo dari Gorontalo ke Jakarta hanya Rp 12.000 per kilogram. Namun, sejak Januari 2019 tarif itu naik hingga Rp 33.000 per kilogram.

"(Tarif kargo dari) Makassar ke Jakarta sebelumnya Rp 7.000 per kilogram menjadi Rp 19.000 per kilogram, Banda Aceh ke Jakarta sebelumnya Rp 7.000 per kilogram menjadi Rp 16.000 per kilogram," kata Yusuf.

Yusuf mengaku lonjakan tarif kargo ini mempersulit eksportir mengirim barang. Atas dasar itu, dia berharap pemerintah mau menurunkan kembali tarif kargo udara agar dapat melanjutkan kembali usaha dalam rangka mendukung pemerintah untuk meningkatkan ekspor hasil perikanan.

"Saya sudah kirim (surat) ke beberapa kementerian terkait lainnya juga karena kami pelaku UKM memang sudah tak bisa kerja kalau tarif kargo melambung seperti sekarang ini," ucap dia.

Tarif pengiriman tahun ini dibandingkan dengan tahun 2018.Muhammad Yusuf Tarif pengiriman tahun ini dibandingkan dengan tahun 2018.

Baca juga: Kenaikan Biaya Transportasi Udara Pengaruhi Bisnis Sektor Perikanan

"Sejak Januari tarif dinaikan oleh maskapai dan agen sangat luar biasa. Saya enggam tahu mau memperjuangkan kemana agar tarif ini bisa turun supaya kami bisa melanjutkan lagi mencari sesuap nasi di NKRI tercinta ini," sambungnya.

Yusuf sendiri merupakan eksportir ikan segar berjenis, tuna, kerapu, mahi-mahi dan redbull eye. Biasanya, dia mengirim ikan segarnya ke Singapura, Malaysia, Jepang, Hongkong dan China.

Menurut dia, mahalnya harga kargo ini juga dirasakan oleh teman-temannya sesama eksportir ikah segar.

"Semua pengirim di daerah mengeluh, sangat mendesak kepedulian pihak pemerintah atas persoalan ini karena sangat memberatkn pengusaha kecil. Boleh cek ke semua daerah pasti keluhannya sama, mereka sudah enggak bisa kirim ikan lagi via udara akibat mahalnya ongkos," sebut Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com