Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya Prabowo soal Impor Pangan, Begini Jawaban Jokowi

Kompas.com - 18/02/2019, 10:11 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mempertanyakan alasan calon presiden nomor urut 01 yang masih melakukan impor pangan di saat stoknya masih tersedia di dalam negeri.

Menurut dia, impor di saat stok berlimpah itu akan menyusahkan petani. Menanggapi hal itu, Jokowi menyatakan bahwa pemerintah harus memastikan stok selalu tersedia untuk menjaga stabilitas pasar.

"Kenapa kita impor? Karena untuk menjaga ketersediaan stok, stabilisasi harga, punya cadangan untuk bencana, untuk gagal panen kalau terkena hama," ujar Jokowi saat debat capres di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) malam.

Pemerintah juga memperhitungkan kondisi paceklik sehingga suplai tetap tersedia meski terjadi kekeringan. Jokowi mengatakan, kelangkaan pangan bisa menyebabkan harga naik. Jika harga naik, masyarakat juga akan kesulitan membeli bahan pangan. Petani juga akan mengeluh hasil taninya tidak laku karena harganya mahal.

Baca juga: Jokowi: Mafia Minyak Petral Kita Bubarkan, 51 Persen Saham Freeport Kita Rebut...

Menurut Jokowi, salah satu hal tersulit dalam mengelola negara adalah menjaga keseimbangan harga.

"Sebenarnya kesulitan di sini menjaga stabilitas harga dan stok agar dua-duanya untung. Petani senang, masyarakat senang," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, petani juga tidak akan untung jika harga gabahnya dinaikkan karena akan mempengaruhi harga pasar. Oleh karena itu, untuk mrnjaga stok dan harga, impor pangan diperlukan. Namun, ada regulasi yang membatasi bahwa impor tidak boleh dilakukan saat panen raya dan jaraknya tak berdekatan dengan panen raya.

Meski begitu, Jokowi menyebut bahwa belakangan jumlah impor pangan sudah berhasil ditekan. Tahun 2014, Indonesia melalukan impor jagung sebesar 3,5 juta ton. Sementara tahun 2018, impor jagung hanya sebesar 180.000 ton.

"Artinya petani jagung kota sudah memproduksi 3,3 juta toh sehingga impor sekarang bisa sangat jauh berkurang," kata Jokowi.

Baca juga: Prabowo Bicara Nelayan Hidup Susah, Jokowi Cerita Blusukan Jam 12 Malam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com