Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Rupiah akan Tetap Stabil Sebelum dan Sesudah Pemilu

Kompas.com - 28/02/2019, 16:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Tommy Soesmanto

PERGERAKAN rupiah menjadi isu ekonomi penting menjelang pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres) yang akan dilaksanakan serentak 17 April tahun ini.

Baik calon presiden Joko "Jokowi" Widodo maupun lawannya, Prabowo Subianto, bisa memanfaatkan isu ini untuk menarik dukungan suara.

Di artikel ini saya memprediksi pergerakan rupiah akan cukup stabil, menjelang maupun sesudah pemilu dan pilpres berlangsung.

2018: tahun pergolakan rupiah

Rupiah bergejolak pada pertengahan pertama tahun 2018. Pada Mei, rupiah menembus level psikologis Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat. Rupiah terus bergejolak dan menembus angka Rp 15.000 pada Oktober.

Hal ini terjadi seiring pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang berada di bawah level yang diharapkan. Di saat yang bersamaan, bank sentral Amerika Serikat (The Fed) secara agresif menaikkan suku bunga di negara tersebut dan memicu tekanan eksternal bagi rupiah.

Namun, rupiah bergerak menguat pada November. Pada akhir Desember, rupiah naik ke level Rp 14.560 per dollar AS.

Ada beberapa faktor yang mendukung penguatan rupiah tersebut. Pemerintah menerbitkan kebijakan untuk menopang rupiah. Salah satunya adalah menaikkan pajak impor pada barang-barang tertentu.

Upaya ini dilakukan untuk memperlambat laju permintaan domestik terhadap dollar. Di samping itu, meredanya perang dagang Amerika Serikat-China juga membantu menguatkan rupiah.

Pergerakan rupiah pada 2019

Rupiah berada di level yang baik di awal tahun ini, dengan nilai tukar Rp 14.120 per dollar AS pada pertengahan Januari.

Beberapa analis memprediksi kemungkinan rupiah terus naik meski ada sentimen ketidakpastian akibat kondisi ekonomi di Amerika dan China. Pada akhir Januari, rupiah kembali ke angka Rp 14.000 per dollar AS.

Menteri Keuangan Sri Mulyani melihat, perkembangan positif pada ekonomi Indonesia telah memicu para investor untuk memilih Indonesia dibandingkan negara berkembang yang lain.

Dia menyatakan, penerimaan pajak pada akhir 2018 lebih tinggi dibanding perolehan pajak pada periode yang sama pada 2017 dan ini merupakan sentimen positif yang berdampak pada penguatan rupiah.

Bagaimana gerakan rupiah dua bulan ke depan?

Saya optimistis rupiah akan cukup stabil pada kisaran Rp 14.000 per dollar AS pada beberapa bulan ke depan. Ada tiga alasan utama yang mendasari perkiraan ini.

Pertama, Indonesia mempunyai catatan yang baik dalam penyelenggaraan pemilu yang damai. Saya percaya hal serupa akan terjadi pada pemilu tahun ini. Kestabilan iklim politik berkontribusi signifikan terhadap kestablian nilai tukar rupiah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com