Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendaki Gunung dengan Kereta Gantung

Kompas.com - 20/04/2011, 09:05 WIB

BEGITU pesawat Malaysia Airlines yang saya tumpangi mendarat di bandar udara internasional Langkawi, saya tidak merasa sedang berada di sebuah pulau wisata yang lama menjadi perbincangan orang. Saya pun tidak sadar bahwa di sini kerap digelar Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition (LIMA), pameran kedirgantaraan terbesar di Asia Pasifik yang digelar di tahun ganjil.

Bandara Langkawi terlihat biasa-biasa saja. Hanya papan nama bertuliskan “Welcome to Langkapi, Jewel of Kedah” yang mampu menimbulkan rasa penasaran saya. Kedah Darul Alam adalah nama negara bagian tempat pulau ini berada. Dalam hati saya bertanya, seindah apa permata (jewel) wisata yang ditawarkan Langkawi? Dari atas udara, saat hendak mendarat, sekelebat terlihat gugusan pulau kecil yang rimbun terhampar di laut biru. Sungguh pemandangan indah, tapi entah pesona apalagi yang tersimpan di bawah sana.

13032261651707943592

Ucapan selamat datang di bandara Langkawi

Pulau Langkawi sendiri berada di laut Andaman, berbatasan dengan sisi selatan Thailand. Langkawi merupakan gugusan pulau yang terdiri dari 99 pulau. Pulau terbesar diberi nama Langkawi, dan di sekelilingnya terdapat pulau-pulau kecil (sebagian berupa pulau karang) yang hamparannya membuat decak kagum setiap orang yang melihatnya.

Andalan wisata pulau yang diharapkan mampu bersaing dengan wisata Bali ini adalah pantai-pantai indah dan eksotisme biota laut yang berlimpah. Selain itu, Langkawi dikenal sebagai pulau bebas cukai (duty free island), sehingga wisatawan bisa menikmati barang-barang impor (termasuk aneka ragam coklat) dengan harga jauh lebih murah.

Tapi untuk menarik minat para wisatawan datang ke pulau ini, pemerintah Malaysia tidak hanya mengandalkan potensi alam yang ada. Sejak pertengahan 1990-an, Mahathir Mohamad yang waktu itu menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia, menggenjot pembangunan pariwisata di kepulauan ini. Jalan-jalan dibangun untuk menghubungkan satu objek wisata ke objek wisata lainnya. Hotel-hotel berbintang dan pusat perniagaan didirikan di beberapa titik kota.

Pemerintah juga membangun obyek wisata seperti wahana Kereta Gantung yang bergerak ke atas menuju puncak gunung MaChinchang. Lalu ada tempat wisata Underwater World, museum Kota Mahsuri dan patung burung elang berukuran besar yang menjadi maskot kepulauan Langkawi.

Langkawi Cable Car

Dari bandara, mobil Serena yang menjemput rombongan wartawan dari Indonesia langsung bertolak ke Laman Padi, sebuah obyek wisata yang banyak dikunjungi turis dari Eropa dan Amerika. Di tempat ini, pengunjung bisa melihat hamparan sawah padi yang sedang menguning setiap saat. Sawah di tempat ini memang sengaja dikondisikan untuk selalu tumbuh sepanjang tahun-meskipun bukan di waktu musim tanam atau panen.

Pemerintah sengaja membuat Laman Padi sebagai obyek wisata, untuk mensosialisasikan peran Langkawi sebagai salah satu penyumbang beras nasional di Malaysia. Tapi bagi wisatawan dari Indonesia seperti saya, wisata padi mungkin kurang menarik, namun dapat  menjadi inspirasi mengingat Indonesia dikaruniai tanah yang subur dan hamparan sawah padi yang luas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com