Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suntikan Vitamin untuk Ekonomi Kita

Kompas.com - 09/08/2017, 07:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah sedang menyiapkan "vitamin" agar ekonomi Indonesia bisa tumbuh kuat. Hal itu menyusul realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2017 yang tidak sesuai harapan.

Pada kuartal II 2017, ekonomi hanya 5,01 persen pada kuartal II 2017. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, ekonomi mampu tumbuh mencapai 5,18 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan, pemerintah akan melakukan sejumlah langkah merespons realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2017.

"Ada beberapa program pemerintah untuk bisa akselerasi (pertumbuhan ekonomi)," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (8/8/2017).

Pertama, eksekusi secepatnya program keluarga harapan (PKH) dan penyaluran beras sejahtera (Rastra) untuk masyarakat miskin. (Baca: Sri Mulyani: Ada Hal yang Harus Kita Perhatikan Serius..)

Sejak awal tahun, penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat miskin kerap terlambat. Hal ini memiliki dampak yang besar terhadap konsumsinya masyarakat.

Terbukti pada kuartal II 2017, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,95 persen pada kuartal II 2017, lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,07 persen.

Jika dibedah mendalam, maka didapati fakta bahwa daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah loyo akibat upah riil buruh tani dan bangunan ikut turun akibat inflasi.

Akselerasi program PKH dan Rastra diharapkan mampu menodong daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah.

Kedua, insentif investasi. Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan memberikan berbagai insentif untuk mendorong pertumbuhan investasi.

Salah satu insentif tersebut yaitu pengurangan pajak impor. Investasi perlu didorong lantaran menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi.

Kontribusinya mencapai 31,2 persen, hanya kalah dari konsumsi rumah tangga yang mencapai 55,6 persen.

Diharapkan, melalui berbagai insentif tersebut, para investor bisa mengurangi biaya importasi dan menikmati arus logistik nasional yang lebih lancar.

Ketiga, efektifitas gelontoran dana desa. Pemerintah menilai gelontoran dana desa yang mencapai Rp 60 triliun belum optimal meningkatkan konsumsi dan investasi masyarakat.

Melihat kondisi itu pemerintah menimbang untuk menyesuaikan alokasi dana desa agar mendorong tingkat konsumsi dan investasi di desa-desa.

Halaman:


Terkini Lainnya

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Whats New
Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com