Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhenald: Nyonya Meneer Sebaiknya Diselamatkan

Kompas.com - 11/08/2017, 17:31 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pailitnya salah satu pelaku industri jamu nasional PT Nyonya Meneer mengundang perhatian banyak pihak. Perusahaan tersebut telah berdiri sejak 1919 dan berbagai produknya telah dikenal luas masyarakat bahkan merambah pasar ekspor.

Pebisnis dan juga Mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dikabarkan akan melakukan penyelamatan PT Nyonya Meneer dari status pailit yang mendera perusahaan tersebut.

Pakar Manajemen dan juga Guru Besar Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, mengatakan, memang salah satu jalan penyelamatan perusahaan tersebut adalah dengan adanya campur tangan investor atau pihak lain yang siap mendanai dan menutup utang-utang yang membelit perusahaan.

Rhenald sangat menyayangkan jika bisnis PT Nyonya Meneer harus berakhir tragis dan seluruh aset-aset perusahaan itu dijual untuk menutupi utang.

(Baca: Mendag Mengaku Senang, Nyonya Meneer Akan Diselamatkan Rachmat Gobel)

"Kalau dijual pretelan itu akan hilang (perusahaan) dari peredaran, itu artinya jika diserahkan kepada kurator, kurator akan menjual aset-aset fisik yang bisa dijadikan uang, misalnya itu adalah tanah, gedung bahan baku, mesin untuk dibayarkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk karyawan," ungkap Rhenald saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (11/8/2017).

Menurutnya, jika perusahaan tutup dan tidak lagi beroperasi akan menimbulkan potensi kerugian lain, seperti bocornya resep racikan jamu-jamu yang telah diproduksi perusahaan tersebut.

"Bayangkan jika nanti karyawan yang ahli atau yang tahu racikannya keluar, itu akan hilang (resepnya)," tambah Rhenald.

Dengan itu, dirinya menilai, penyelamatan Nyonya Meneer merupakan pilihan terbaik bagi perusahaan dengan mendatangkan investor atau bekerja sama dengan pihak lain. Namun dirinya mengingatkan penyelamatan tersebut memiliki resiko tinggi selain dana yang besar, untuk menghidupkan kembali roda-roda bisnis perusahaan.

"Kalau dilakukan kerja sama maka pihak yang membantu itu bersedia memenuhi kewajiban utangnya, tapi biasanya sebelum sampai ke tahap utang mereka melakukan due diligence (penyelidikan penilaian kinerja perusahaan)," papar Rhenald.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com