Dalam konteks itu, kita perlu menyiapkan arsitektur demokrasi ekonomi Indonesia masa depan, di mana ada peran negara, pasar, serta komunitas masyarakat.
Tren di negara-negara maju, perimbangan kekuatan mulai beralih dari pasar ke komunitas. Di Eropa, Amerika, dan Australia, misalnya, sektor ketiga (third sector) dengan aneka rupa model: koperasi, yayasan, perusahaan sosial, bisnis sosial, komunitas mutual dan lain sebagainya berkembang pesat.
Kita perlu membuat peta jalan sehingga akan terlihat jelas kapan waktunya ekonomi itu benar-benar diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat.
Studi masa depan
Kondisi-kondisi di atas akan menjadi masalah sampai batas waktu tertentu saat semua variabel atau faktor-faktornya tercukupi. Kondisi itu bisa kita katakan sebagai masalah manakala kita menghadapinya tanpa persiapan.
Berbeda halnya bila kondisi tersebut secara aktif kita rencanakan dan arahkan, maka akan kita sebut sebagai pembangunan. Ini menunjukkan bahwa perspektif sangat menentukan bagaimana kita menghadapi sebuah isu.
Dalam konteks seperti itu, Futures Studies menawarkan cara pandang yang lebih kreatif-preventif. Dengan membangun perspektif masa depan, apa-apa yang akan terjadi di 25 atau 50 sudah kita rencana-arahkan.
Bahkan bila muncul dampak, maka juga ada cukup waktu untuk mengelola, meminimalisir bahkan meniadakannya. Futures Studies merupakan kajian untuk meramalkan kondisi-kondisi di masa depan.
Sebagai studi peramalan, Futures Studies tak hanya membaca segala kemungkinan di masa depan (possible futures). Namun juga menganalisis apa yang paling mungkin terjadi (probable futures) sampai masa depan seperti apa yang diharapkan (preferable futures).
Dengan perspektif seperti ini, kita selalu diajak untuk berpikir jangka panjang, makroskopik serta imajinatif. Tanpa imajinasi kreatif, kita tak akan mampu menghasilkan preferable futures sebagai potret ideal Satu Abad Indonesia.
Di dunia, kajian Futures Studies sudah berkembang sejak 1902 sampai terbentuknya World Futures Studies Federation (WFSF) pada 1973. Di Asia Pasifik, kajian itu juga berkembang pesat baik di kampus atau lembaga-lembaga independen lainnya.
Dalam federasinya negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Filipina, Sri Lanka, Singapore, Malaysia, India, Taiwan, Thailand dan China tergabung di dalamnya.