Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mungkin Buat Pak Andika dan Bu Anniesa Uang Segitu Enggak Berharga..."

Kompas.com - 26/08/2017, 19:47 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

Ummi mengatakan, saudara-saudaranya kebanyakan merupakan pedagang bumbu dapur di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat. Dengan penghasilan yang tidak tetap, mereka selalu mengumpulkan uang untuk umrah kepada Ummi.

Kemudian, Ummi yan membayarkan ke pihak First Travel. Terlebih, pembayaran tidak dapat dilakukan dengan mencicil. Namun jumlah yang dibayarkan harus Rp 5 juta dan Rp 9,3 juta.

Saudara-saudara Ummi yang juga sudah tua, ingin sekali berangkat umrah. Sebab, mereka belum pernah beribadah di tanah suci.

"Malah kakak kandung saya yang sudah senang sekali mau berangkat umrah, kemarin tanggal 14 Agustus meninggal karena sakit. Ya Allah," kata Ummi sambil menyeka air mata yang mulai menetes ke pipinya.

Dia menyesalkan First Travel yang tak bertanggung jawab terhadap nasib calon jemaah. Terlebih, setelah mereka mengetahui bahwa uang calon jemaah dipergunakan untuk kepentingan pribadi pemilik First Travel, Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan.

Berdasarkan penelusuran Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK), uang calon jemaah dipergunakan untuk membeli rumah, restoran, dan liburan. Andika, Anniesa, dan adik Anniesa yang juga Direktur Keuangan First Travel, Kiki Hasibuan, telah menjadi tersangka penipuan.

"Di sisi lain, Bu Anniesa harga tasnya saja sudah bisa buat betulin rumahku. Jadi kok Bu Anniesa dan suaminya senang-senang di atas penderitaan orang lain. Mungkin buat Pak Andika dan Bu Anniesa uang segitu enggak berharga, tapi buat kami yang enggak punya dan ngumpulin uang untuk ke Mekah, itu sangat berharga," kata Ummi dengan nada kesal.

Dia dan saudaranya masih tetap berharap dapat diberangkatkan umrah. Asal bukan dengan First Travel. Dia berharap dapat berangkat umrah dengan biro perjalanan lainnya. Jika tidak bisa, Ummi berharap uang para calon jemaah bisa dikembalikan.

Dia berharap, ada aset First Travel yang bisa dijual dan dipergunakan untuk mengembalikan dana jemaah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com