Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi Soroti Jumlah Mesin ATM yang Terlalu Banyak

Kompas.com - 31/08/2017, 14:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyoroti jumlah mesin anjungan tunai mandiri (ATM) perbankan yang terlalu banyak.

Oleh karena itu, Jokowi meminta perbankan melakukan efisiensi terkait mesin ATM. Caranya adalah dengan melakukan sinergi.

Perbankan milik negara, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sudah menginisiasi sinergi ini dengan pengintegrasian mesin ATM menggunakan jaringan Link.

Menurut Jokowi, jaringan mesin ATM seharusnya diintegrasikan. Sehingga, perbankan tidak harus memiliki mesin ATM sendiri-sendiri.

"Bank bangun ATM sendiri-sendiri, itu tidak efisien," kata Jokowi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (31/8/2017).

Jokowi menuturkan, dengan integrasi mesin ATM, akan menciptakan efisiensi hingga Rp 40 triliun. Dengan efisiensi ini, maka perbankan bisa fokus pada peningkatan dan pengembangan produk dan layanan kepada nasabah.

Menanggapi hal ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menyatakan, imbauan Presiden untuk melakukan integrasi mesin ATM sejalan dengan langkah BI menerapkan Gerbang Pembayaran Nasional (National Payment Gateway/NPG).

Dengan demikian, perbankan dan lembaga keuangan dapat saling terkoneksi. "Itu sangat sejalan dengan yang kita lakukan dengan National Payment Gateway untuk meyakinkan bahwa antar bank, antar lembaga keuangan itu harus interconected, interoperated," tutur Agus.

Dengan begitu, imbuh Agus, maka jaringan pembayaran nasional dapat dilakukan secara terpadu. Hal ini pun dipastikannya akan berdampak positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com