Pembangkit listrik berkapasitas 2x1.000 megawatt (MW) itu butuh 7 ton batubara per tahun. Nah, United Tractors kebagian jatah untuk menyuplai sepertiganya.
Sementara dua pertiga kebutuhan batubara selebihnya berasal dari pemasok lain.
Beberapa pemasok seperti PT Kaltim Prima Coal, PT Kideco Jaya Agung, PT Jembayan Muarabara, PT Asmin Bara Bronang dan PT Prima Multi Mineral.
Menurut jadwal, kepastian pasokan batubara harus sudah ada sejak setahun sebelum pembangunan proyek PLTU Jawa IV rampung.
"Sekitar tahun 2020 awal commissioning kami sudah secure supply-nya, jadi kerja sama pasokan akan berlangsung selama 25 tahun ke depan," beber Iwan.
Incar Proyek Listrik Lain
Keterlibatan United Tractors dalam proyek PLTU Jawa IV adalah bagian dari rencana meningkatkan kontribusi pendapatan non pertambangan.
Perusahaan yang tercatat dengan kode saham UNTR di Bursa Efek Indonesia itu ingin, 20 persen porsi bisnis non tambang saat ini, naik menjadi 35 persen ke depan.
Dus, Grup Astra berharap ada proyek setrum lain pasca PLTU Jawa IV.
"Kami harap ke depan bisa berkontribusi dalam energi baru dan terbarukan yang sejalan dengan program Presiden Joko Widodo" tutur Prijono Sugiarto, Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk di Jepara Kamis (31/8/2017).
Dua jenis pembangkit listrik yang masuk bahan pertimbangan United Tractors selanjutnya yakni pembangkit listrik mulut tambang dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Untuk PLTA, mereka mengincar lokasi di Kalimantan dan Sulawesi. Menurut United Tractors, kedua lokasi tersebut kaya dengan sumber daya air. (Andy Dwijayanto)
Berita ini sudah tayang di Kontan.co,id dengan judul "Astra mulai proyek listrik perdana" pada Sabtu (2/8/2017)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.