Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Kriminalitas di Marak, Ekonomi dan Investasi di Sumut Terganggu

Kompas.com - 12/10/2017, 14:00 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Aksi kriminalitas jalanan seperti begal dan jambret di Sumatera Utara (Sumut) khususnya di kota Medan terus meningkat. Aksi tersebut harus segera diberantas. Sebab jika dibiarkan berlarut-larut sampai akhirnya mengganggu kegiatan investasi dan laju perekonomian.

Hal ini dipaparkan anggota DPR RI dari PDI Perjuangan Effendi Simbolon di Medan, Rabu (11/10/2017). Menurut dia, hasil survei sebuah lembaga menyatakan, tingkat kriminalitas Kota Medan sangat tinggi. Menjadikan kota ini paling tidak aman di Indonesia, mengalahkan Jakarta, Surabaya, Bandung dan Makassar.

Padahal selama ini Kota Medan dikenal sebagai pusat perekonomian dan investasi Indonesia di luar Pulau Jawa.

"Harusnya kita pertahankan prestasi itu, jangan sampai direbut kota-kota lain yang sedang berusaha mengembangkan iklim investasinya lewat berbagai cara, sehingga memikat investor,” kata Effendi.

(Baca: Jadi Ikon Inacraft 2018, Sumut Siapkan Anggaran Rp 3 Miliar)

Berdasarkan catatan kepolisian, disebutkan Effendi, sepanjang Januari sampai September 2017 di Medan sudah terjadi 77 kasus begal. Sebanyak 62 kasus berhasil diungkap, namun begal tetap terjadi. Pekan lalu, tiga warga Medan kembali menjadi korban begal.

Mereka adalah Wita Astuti (32), karyawan PT Ace Hardware, Supriyanto (45) dan Lily (49), guru di SMA swasta Sutomo I. Ketiga korban mengalami luka parah hingga patah tulang dan kehilangan harta bendanya.

Para begal seperti tidak jera dan takut meski Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpauw menginstruksikan melakukan tindakan tegas terukur dalam memberantas para begal.

"Tiga pelaku pembegal dua driver angkutan online ditembak mati karena melawan saat ditangkap, tapi tetap juga terjadi aksi begal. Polda Sumut, aktifkan kembalilah timsus anti begal sebagai upaya mencegah dan memberantas aksi kriminal jalanan," katanya.

Effendi meminta Polda Sumut selain menumpas pembegalan, juga mengejar penyebab maraknya aksi kriminal. Pria yang banyak mendapat dukungan untuk menjadi gubernur Sumut ini mengingatkan polisi agar tetap mengedepankan hukum dalam pemberantasan aksi begal.

“Proses hukum perlu ditegakkan dengan membawa pelaku ke pengadilan. Penegakan hukum yang pasti dan tegas akan menjadi perhatian investor. Mereka butuh kepastian hukum dan jaminan keamanan dalam menjalan bisnis di sini,” ungkapnya.

Tugas Polisi

Pengamat Hukum Redyanto Sidi mengatakan, dua faktor penyebab dan sekaligus menjadi tugas polisi untuk menciptakan rasa aman dan nyaman.

Pertama katanya, polisi harus meningkatkan kegiatan pemberantasan begal dan menekan peredaran narkoba dengan menangkapi para bandar dan pengedarnya.

"Kami mendukung tindakan Kapolda mengaktifkan kembali tim anti begal, dengan begitu Sumut kembali aman sehingga kegiatan perekonomian meningkat," kata Redyanto.

Sementara Humas Polda Sumut Kombes Pol Rina Ginting menyebutkan, tim khusus pemberantasan kasus 3C (curat, curas dan curanmor) sudah dibentuk dan bekerja di seluruh Polres dan jajarannya.

Didukung Polda Sumut, tim ini merupakan antar lintas fungsi mulai dari intel, reserse, sabhara dan Brimob. Khusus untuk operasi kepolisian sedang disiapkan Biro Ops Polda Sumut.

"Semua stakeholder harus berperan dalam mencegah dan memberantas terjadinya kejahatan jalanan, khususnya begal, sesuai peran dan fungsi masing-masing," kata Rina.

Perlu penerangan yang cukup di seluruh jalanan, apalagi jalan yang kondisinya rusak dan berlubang.

Sebab jalan dengan kondisi seperti ini membuat pengendara memperlambat laju kenderaaannya, di sini muncul kerawanan menjadi korban kejahatan. Untuk kawasan pemukiman, perkantoran agar mengaktifkan Siskamling dan Pam Swakarsa.

"Kepedualian instansi terkait untuk membenahi infrastruktur jalan, rambu-rambu dan sarana prasarana lainnya. Termasuk pemasangan CCTV di titik rawan kejahatan dan kemacetan lalu lintas," tegas Rina.

Kompas TV Polda Sumut Musnahkan Bukti Narkoba Jaringan Internasional


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Whats New
Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Whats New
5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

Work Smart
Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com