Uniknya untuk pasar Indonesia, Tito menilai kampanye menabung saham yang dilakukannya berhasil mengerek jumlah investor di tanah air. Juga dengan program pembangunan galeri bursa di kampus-kampus universitas.
Sehingga ketika investor asing keluar, investor lokal terus masuk. Faktanya, lanjut Tito, ada Rp 17 triliun uang asing yang keluar tetapi indeks malah mencetak rekor di level 6.000.
"Saya juga kaget (dengan fakta ini). Tapi saat ini ada sekitar 368 komunitas trading saham lokal. Spending orang turun tapi dana di perbankan mencapai Rp 140 triliun membuat saya berfikir orang saat ini menghindari konsumerisme dan mulai berinvestasi," kata dia.
Dengan kepemilikan (saham oleh investor) domestik naik terus. BEI mencatatkan return tertinggi di dunia, dan BEI menyumbang 13 persen dari pajak nasional, Tito berani menargetkan dalam tiga bulan ke depan market cap BEI akan mencapai Rp 7.000 triliun.
Tito juga menargetkan di tahun depan ada 35 perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana atau IPO, atau sering disebut go public.
"Maka tolong bilang ke Bu Susi. Tolong Bu, Susi Air-nya go public dong, Bu.." kata Tito, menjawab pertanyaan Menteri Susi. Dengan IPO, lanjut Tito, maka perusahaan akan lebih transparan dan akuntabel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.