Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memaksimalkan Pembiayaan dan Peran Swasta dalam Pembangunan Infrastruktur

Kompas.com - 17/11/2017, 14:51 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Indonesia. Salah satunya dengan mengembangkan infrastruktur.

Terkait dengan pembangunan infrastruktur, pemerintah optimistis bisa mencapai pendanaan infrastruktur hingga Rp 5.000 triliun untuk membiayai berbagai proyek yang telah ditetapkan.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menyebutkan sejauh ini total pendanaan ke infrastruktur telah mencapai sekitar Rp 3.000 triliun sejak 2015.

"Sehingga kami optimistis tidak terlalu sulit untuk bisa mencapai target pendanaan Rp 5.000 triliun sebagaimana target pemerintah," ujarnya dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9, Jumat (17/11/2017).

Menurut Robert, dana tersebut berasal dari berbagai sumber. Tak hanya pemerintah, namun juga BUMN dan swasta.

Menurut Robert Pakpahan, untuk mendanai pembangunan infrastruktur yang menjadi program pemerintah, dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Hal ini lantaran keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah.

Tahun ini, pemerintah mengalokasikan dana untuk pembangunan infrastruktur sebesar Rp 388 triliun melalui berbagai kementerian dan lembaga. Sementara pada tahun depan alokasi dana untuk pos tersebut dipatok Rp 409 triliun.

Meskipun untuk membiayai infrastruktur pemerintah harus menarik utang, Robert menyatakan rasio keuangan masih tetap aman.

"Yang jelas defisit tidak melampaui 3 persen dari PDB dan rasio utang terhadap PDB tidak melampaui 60 persen, itu aman. Saat ini rasio-rasio tersebut di bawah ketentuan itu," lanjut Pakpahan.

Tumpuan Pertumbuhan Ekonomi

Bagi pemerintah, infrastruktur menjadi salah satu tumpuan utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar bisa lebih tinggi.

Melalui pembangunan infrastruktur, pemerintah Indonesia berharap bisa memperbaiki biaya logistik, yang saat ini masih cukup tinggi.

Kondisi terkini proyek pembangunan jembatan layang atau flyover di Cipinang Lontar, Jakarta Timur, Kamis (19/10/2017). Flyover Cipinang Lontar dibangun untuk menghilangkan pelintasan sebidang rel kereta yang menghubungkan Jalan Bekasi Raya dan Jalan Cipinang Jaya.Kompas.com/Alsadad Rudi Kondisi terkini proyek pembangunan jembatan layang atau flyover di Cipinang Lontar, Jakarta Timur, Kamis (19/10/2017). Flyover Cipinang Lontar dibangun untuk menghilangkan pelintasan sebidang rel kereta yang menghubungkan Jalan Bekasi Raya dan Jalan Cipinang Jaya.

Mengutip World Bank, indeks kinerja logistik Indonesia per 2016 berada di urutan 63. Peringkat tersebut justru menurun jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya yang berada di peringkat 53.

Hal yang sama juga terjadi pada infrastruktur, di mana pada 2016 indeks infrastruktur Indonesia turun dari tahun sebelumnya menjadi 73 dari 56 pada 2016.

Semakin rendah peringkat yang diperoleh suatu negara, hal itu menunjukkan semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk logistik. Demikian juga sebaliknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com