Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma Huateng, Konglomerat yang Lebih Kaya dari Pendiri Google

Kompas.com - 24/11/2017, 13:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com — Konglomerat China pendiri raksasa jejaring sosial Tencent Holdings, Ma Huateng, kini jauh lebih kaya dibandingkan pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin. Ini disebabkan valuasi Tencent melonjak hingga melampaui Google.

Mengutip BBC, Jumat (24/11/2017), Tencent merupakan perusahaan Asia pertama yang berhasil melampaui valuasi 500 miliar dollar AS. Adapun Forbes mengestimasi kekayaan Ma mencapai 48,3 miliar dollar AS pada awal pekan ini.

Dengan demikian, Ma merupakan orang terkaya kesembilan di dunia. Harga saham Tencent melonjak pada pekan ini lantaran perseroan mengumumkan bakal meluncurkan layanan pembayaran WeChat di Malaysia pada tahun 2018 mendatang.

Baca juga: Go-Jek Dapat Suntikan Modal dari Raksasa Teknologi China Tencent

Tencent pun memiliki saham di Snap, perusahaan di balik jejaring sosial Snapchat. Selain itu, Tencent juga mempunyai saham pada perusahaan transportasi berbasis aplikasi Lyft dan produsen mobil listrik Tesla.

Pun Tencent diekspektasikan bakal membawa permainan multipemain yang amat populer, Honour of Kings, ke AS. Dalam game ini, pemain harus membayar untuk memperbarui karakter atau kostum mereka.

Adapun Tencent dipandang sebagai perusahaan yang telah sejajar dengan raksasa teknologi seperti Apple, Amazon, dan Microsoft. Tencent adalah sosok di balik aplikasi WeChat yang penggunanya mencapai hampir 1 miliar orang per bulan di China.

Baca juga: Digeser Ma Huateng, Jack Ma Tak Lagi Jadi Orang Terkaya di Asia?

Berawal dari platform chatting, WeChat kini memiliki layanan pembayaran, pemesanan taksi, pembelian barang maupun makanan, hingga investasi. Tencent berharap dapat membawa fenomena ini ke luar China, dan Malaysia adalah yang pertama untuk layanan pembayaran.

Kompas TV Saingi Chrome, Microsoft Luncurkan Windows 10 S

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com