Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Paparkan Sebab Elpiji 3 Kg Langka, Akibat Naiknya Permintaan

Kompas.com - 08/12/2017, 11:57 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com - PT Pertamina (Persero) menyatakan, kelangkaan elpiji 3 kilogram bersubsidi atau elpiji melon disebabkan oleh kenaikan permintaan masyarakat pada awal Desember 2017.

"Kami juga agak kaget karena kenaikan permintaan tabung 3 kilogram dari masyarakat ini meningkat sejak pekan pertama Desember, padahal biasanya pertengahan hingga akhir libur Natal dan Tahun Baru," ujar Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero), Muchamad Iskandar, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (8/12/2017).

Baca juga : Elpiji 3 Kg Langka, Ini Komentar Direktur Hulu Pertamina

SVP Non Fuel Marketing Pertamina (Persero), Basuki Trikora Putra mengatakan, guna mengatasi lonjakan oermintaan tersebut pihaknya telah menyalurkan sedikitnya 590.000 tabung gas elpiji 3 kilogram bersubsidi selama terjadi kelangkaan pada 4 hingga 8 Desember.

Seperti di wilayah Jakarta, Pertamina telah melakukan operasi pasar di beberapa titik, seperti Jakarta Utara mendapatkan kuota operasi pasar 12.480 tabung, Jakarta Barat 40.320 tabung, Jakarta Timur 39.920 tabung, Jakarta Selatan 34.880 tabung, dan Jakarta Pusat 25.000 tabung.

Baca juga : Atasi Kelangkaan Elpiji 3 Kg, Pertamina Tambah Pasokan

"Harga eceran tertinggi Rp 16.000 untuk tabung 3 kilogram," jelas Basuki.

Berdasarkan data penyaluran harian elpiji 3 kilogram bersubsidi, hingga akhir November 2017, realisasi penyaluran elpiji 3 kilogram bersubsidi telah mencapai 5,750 juta metrik ton, atau 93 persen dari kuota yang ditetapkan pada APBN-P 2017 sebesar 6,199 juta metrik ton.

Sampai dengan akhir Desember 2017, penyaluran elpiji 3 kilogam bersubsidi diperkirakan akan melebihi kuota sekitar 1,6 persen di atas kuota APBN-P 2017 tersebut.

Baca juga : Pertamina Lakukan Tes Pasar Elpiji 3 Kilogram Nonsubsidi

"Stok elpiji kami saat ini 18,9 hari, di atas stok minimal 11 hari. Sampai akhir November 2017, penyaluran elpiji 3 kilogram bersubsidi mencapai 5,750 juta metrik ton," kata Iskandar.

Distribusi Tertutup

Sementara itu, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Harya Adityawarman mengatakan, kelangkaan gas elpiji bersubsidi bukan akibat dari rencana pemerintah memberlakukan sistem distribusi tertutup.

Menurutnya, saat ini sistem tersebut masih dalam tahap perancangan bersama dengan instansi terkait termasuk Kementerian Sosial untuk memverfikasi data rumah tangga yang akan menerima elpiji bersubsidi.

Baca juga : PGN: CNG dalam Tabung Jadi Alternatif Bahan Bakar Pengganti Elpiji

"Sistem distribusi tertutup itu masih kami rancang, nanti ada 25,7 juta rumah tangga yang akan mendapatkan sistem distribusi tertutup tabung gas 3 kilogram bersubsidi," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk mendeteksi dan mencegah adanya penimbunan atau pengoplosan tabung gas 3 kilogram bersubsidi yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab.

Kompas TV Pengecer elpiji tiga kilogram sudah hampir sepekan harus mengantre di agen penjual gas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com