Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trik agar Uang Belanja Rp 1 Juta Tidak Jadi Viral di Medsos

Kompas.com - 09/12/2017, 09:00 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

1. Saling terbuka tentang keuangan

Keterbukaan finansial wajib Anda lakukan bersama pasangan. Malah, akan lebih bagus bila sebelum memutuskan menikah, Anda dan pasangan sudah membicarakan isu ini.

Keterbukaan masalah keuangan termasuk di antaranya adalah mengungkapkan tanggungan utang, nilai tanggungan keluarga besar (apakah orangtua atau adik), mengungkap nilai penghasilan tiap bulan, dan bentuk keterbukaan lain yang perlu.

Semakin terbuka, akan semakin baik dalam membantu kualitas komunikasi kamu dan pasangan. Nah, ketika menikah, saling terbuka tentang keuangan ini sebaiknya jangan ditunda-tunda. Mulailah terbuka mengungkapkan data-data keuangan pribadi, lalu biasakan berdiskusi tentang rencana-rencana keuangan bersama.

Bila rumah tangga Anda single income, di mana si suami atau istri adalah pencari nafkah tunggal dan pasangan diberikan tugas untuk mengelola keuangan rumah tangga, terapkan keterbukaan ini sedari mula. Misalnya, dengan selalu mencatat semua jenis pengeluaran yang terjadi, selalu mengkomunikasikan rencana pengeluaran, dan lain sebagainya.

Tidak ada rumus baku tentang bagaimana pengaturan keuangan suami istri yang paling baik. Cara A yang dijalankan oleh pasangan A belum tentu cocok bila dijalankan oleh pasangan B. Maka itu, pilihlah cara yang paling nyaman dan cocok bagi Anda dan pasangan berdasarkan kesepakatan bersama.

2. Selalu komunikasikan anggaran rumah tangga

Pengelolaan keuangan yang baik selalu memiliki perencanaan anggaran yang matang. Perencanaan anggaran ini tidak muluk-muluk, kok. Pada prinsipnya, mengatur anggaran rumah tangga adalah mengidentifikasi nilai pemasukan bagi keluarga dan apa saja rencana pengeluaran keluarga.

Buatlah pembukuan sederhana yang berisi laporan arus kas berisi daftar penerimaan atau pendapatan juga daftar pengeluaran. Daftar penerimaan bisa berisi data penghasilan masing-masing suami dan istri. Bila rumah tangga single income, berarti isinya hanya dari salah satu pihak saja.

Lalu, untuk pos pengeluaran, biasakan membuat perencanaan pengeluaran rumah tangga dalam satu bulan. Pos pengeluaran rumah tangga umumnya terbagi menjadi beberapa pos rutin.

Yaitu, pengeluaran biaya hidup seperti belanja dapur (groceries), pengeluaran tagihan rutin (listrik, air, gas, telepon, dan sebagainya), pengeluaran untuk jatah tabungan sebagai bagian dana darurat (biasanya sebesar 10 persen dari total penghasilan rutin), pengeluaran untuk cicilan utang (KPR, kartu kredit, kredit mobil atau motor, dan lain-lain).

Pengeluaran untuk zakat, infak dan shadaqoh. Ada lagi pengeluaran untuk investasi tujuan keuangan (apakah itu melalui pembelian reksadana, emas, dan lain sebagainya).

Kemudian, ada juga pengeluaran untuk biaya sekolah anak, pembelian kebutuhan anak (baju, mainan, les, dan lain sebagainya). Lalu, ada juga pos pengeluaran pribadi. Misalnya, suami hobi memancing, mungkin perlu alokasi pengeluaran untuk membiayai hobi tersebut. Atau, istri senang berkebun, bisa juga ada alokasi pengeluaran untuk itu.

O, ya, dengan memiliki catatan keuangan yang baik, Anda dan pasangan bisa sama-sama saling melihat bagaimana kondisi keuangan keluarga. Apakah penghasilan yang ada saat ini masih memadai untuk membiayai semua kebutuhan keluarga?

Atau, jangan-jangan angkanya defisit. Bila memang terjadi defisit, kamu bisa dengan mudah melihat di mana sumber penyebab defisit tersebut dan apa solusi yang bisa kamu ambil bersama pasangan.

Tanpa catatan keuangan yang baik, bisa terbuka risiko saling curiga dan tuduh menuduh tentang penyebab defisit. Dalam kondisi yang tidak bersahabat, isu seperti ini bisa memicu konflik rumah tangga yang serius.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com