Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Widhi, Penerbang Perempuan "Penantang" Ganasnya Medan Papua

Kompas.com - 22/12/2017, 15:24 WIB

"Bukannya jadi pramugari di Garuda Indonesia sudah sangat nyaman?" tanya saya.

"Nyaman, dan bahkan sangat nyaman," sahut dia.

Tapi itu bukan cita-citanya.

"Kenapa sempat melamar jadi pramugari?" tanya saya lagi.

"Saya mengumpulkan dana untuk sekolah pilot. Hingga uang terkumpul, saya keluar dari Garuda dan melanjutkan ke sekolah penerbangan," kata dia.

Pada 2013, Widhi mulai masuk ke sekolah penerbangan. Untuk masuk sekolah ini, butuh biaya yang tidak sedikit, yakni sekitar Rp 600 juta.

Uang hasil kerja sebagai pramugari, dia gunakan untuk membiayai sekolah penerbangan tersebut.

Selama sekitar 1,5 tahun, dia belajar menjadi penerbang di sekolah penerbangan yang berada di daerah Curug, Tangerang Banten.

Kemudian pada 2015, Widhi bergabung dengan Demonim Air untuk melayani penerbangan masyarakat Papua.

Sebagai salah satu penerbang perempuan di rute perintis di Papua, Widhi sangat bangga.

Tak hanya sebatas bisa mencapai cita-cita sebagai pilot, namun juga bisa turut membantu masyarakat Papua mendapatkan akses transportasi yang lebih baik guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com