Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Hidup Mewah Putra Mahkota Arab Saudi Disorot

Kompas.com - 28/12/2017, 13:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Sejumlah laporan terbaru mengaitkan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dengan gaya hidup penuh kemewahan. Ia dikabarkan membeli real estate, benda seni, dan bahkan yacht.

Mengutip CNBC, Kamis (28/12/2017), beberapa pihak menganggap pembelian tersebut merupakan tanda kemunafikan dan ancaman bagi legitimasi sang pangeran. Laporan ini muncul ketika kampanye antikorupsinya tengah berjalan.

Sebagaimana diketahui, lembaga antikorupsi yang dipimpin Pangeran Mohammed menangkap sejumlah pangeran, pejabat, dan pebisnis Arab Saudi karena dugaan korupsi. Mereka ditahan di Hotel Ritz-Carlton di Riyadh.

Baca juga : Diduga Korupsi, Kekayaan Pangeran Arab Saudi Merosot Tajam

Namun, beberapa pihak lain menganggap pembelian tersebut murni merupakan investasi dan bukan hal yang aneh bagi calon raja. Pun pangeran berusia 32 tahun ini telah mencuri perhatian dunia finansial.

Pangeran Mohammed menjalankan perombakan ekonomi Arab Saudi. Ia pun melancarkan rencana invasi ke Yaman dan blokade Qatar.

Dalam laporan tersebut, Pangeran Mohammed dikaitkan dengan pelelangan lukisan Salvator Mundi karya Leonardo da Vinci seharga 450,3 juta dollar AS. Kemudian, ada pula laporan penjualan kastil Chateau Louis XIV di Perancis seharga 300 juta dollar AS kepada Pangeran Mohammed.

Selain itu, dilaporkan pula pada tahun 2015 silam, Pangeran Mohammed membeli yacht seharga 500 juta dollar AS. Pemerintah Arab Saudi enggan berkomentar soal pembelian yacht, namun menyangkal laporan pembelian lukisan da Vinci atas nama Pangeran Mohammed.

Baca juga : 11 Pangeran Arab Saudi Ditangkap, Demi Reformasi Ekonomi?

Mantan Duta Besar AS untuk Arab Saudi Robert Jordan menyatakan, pembelian yacht dan kastil memberikan sinyal adanya ketidakkonsistensian dengan reformasi ekonomi dan sosial Pangeran Mohammed. Jordan menjadi dubes semasa pemerintahan Presiden George W Bush.

"Minimnya kepeduliaan diri dari tindakan yang terefleksi inilah yang saya rasa mengejutkan," jelas Jordan.

Ia mengatakan, tidak menutup kemungkinan akan ada anggota keluarga kerajaan atau masyarakat yang berpikir bahwa Pangeran Mohammed adalah orang yang amat munafik. Sehingga, imbuh Jordan, ada baiknya Pangeran Mohammed menyeimbangkan gerakan antikorupsi dengan pola belanjanya.

Baca juga : Korupsi di Arab Saudi Tembus Rp 1.352,8 Triliun

Akan tetapi, ada pula pihak yang menyatakan, kebiasaan belanja Pangeran Mohammed dengan gerakan antikorupsinya adalah dua hal yang berbeda. Bernard Haykel, profesor di Princeton University mengungkapkan, warga Arab Saudi tidak menganggap pembelian barang-barang mewah adalah korupsi.

"Ini bukan pria yang pergi ke Monako dan menghambur-hamburkan 100 juta dollar AS untuk berjudi. Kalau itu ceritanya lain," tutur Haykel.

Ia mengatakan, media-media Barat lebih fokus pada pembelian barang-barang mewah sang pangeran. Namun, warga Arab Saudi lebih fokus memikirkan pengenalan pajak baru, yakni pajak pertambahan nilai (PPN) dan pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Kompas TV Benarkah penangkapan besar-besaran di Kerajaan Arab Saudi memang untuk memberantas korupsi?


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Work Smart
Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Whats New
Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com