Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Ingin Bangun Pengeboran Minyak Lepas Pantai di Zona Laut Terlarang

Kompas.com - 05/01/2018, 13:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON, KOMPAS.com - Pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengajukan rencana kontroversial untuk membuka area-area terlindungi di Samudera Atlantik dan Pasifik untuk kegiatan pengeboran minyak lepas pantai. Rencana tersebut untuk periode 5 tahun.

Dalam rencananya itu, Trump ingin memperluas pengeboran minyak hingga ke pesisir terluar benua Amerika yang menjadi wilayah AS. Ini termasuk di negara bagian California dan Maine, di mana kegiatan pengeboran sudah diblokir selama berdekade.

Mengutip BBC, Jumat (5/1/2018), para pemerhati lingkungan menyatakan, keputusan ini mempermalukan industri minyak. Rencana tersebut pun sejalan dengan janji kampanye Trump untuk mendorong produksi migas dalam negeri AS.

Baca juga : Kilas Balik 2017, 8 Gebrakan Ekonomi Donald Trump yang Menghebohkan

Menteri Dalam Negeri AS Ryan Zinke mengumumkan rencana Trump tersebut. Menurut mantan komandan pasukan khusus AL AS tersebut, rencana ini bakal menggenjot perekonomian AS.

"Ini adalah perbedaan yang jelas antara kelemahan energi dan dominansi energi. Kita akan menjadi negara adikuasa energi," jelas Zinke.

Rencana yang dinamakan Draft Five Year Outer Continental Shelf Oil and Gas Leasing Programme tersebut akan menjadi rencana pengeboran minyak termahal sepanjang beberapa dekade. Rencana ini pun ditolak oleh 60 kelompok pembela lingkungan.

Selain itu, rencana ini juga ditolak oleh hampir 12 orang jaksa tinggi, dan lebih dari 100 penegak hukum AS.

Baca juga : Dirut BEI Sebut Pernyataan Donald Trump Menakutkan

"Wilayah perairan ini bukan area bermain pribadi Presiden Trump. (Wilayah tersebut) adalah milik semua warga AS dan masyarakat ingin untuk dijaga dan dilestarikan, bukan dijual ke perusahaan-perusahaan multinasional," demikian pernyataan para anggota Sierra Club, Natural Resources Defense Council, League of Conservation Voters, dan sejumlah kelompok pembela lingkungan lainnya.

Pengumuman yang dilakukan oleh Zinke tersebut dilakukan sepekan setelah departemen yang dipimpinnya merilis proposal untuk melonggarkan regulasi keamanan pengeboran. Regulasi itu diterbitkan terkait adanya bencana pengeboran lepas pantai Deepwater Horizon milik BP pada tahun 2010 silam.

Kebocoran minyak yang terjadi selama 87 hari itu menyebabkan 11 orang tewas. Adapun beban kerugian mencapai 20,8 miliar dollar AS, terbesar sepanjang sejarah AS.

Pada April 2017 lalu, Trump menandatangani keputusan mengenai arahan kepada Departemen Dalam Negeri AS untuk kembali mempertimbangkan larangan pengeboran minyak lepas pantai. Larangan ini dibuat oleh mantan Presiden Barack Obama.

Rencana yang diumumkan Zinke tersebut tidak akan langsung berdampak. Pasalnya, diprediksi bakal ada tentangan dari beberapa negara bagian.

Kompas TV Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Jerusalem sebagai ibu Kota Israel menimbulkan gejolak besar di dunia.


Sumber: http://www.bbc.com/news/world-us-canada-42573579

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com