JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Enggartiato Lukita akhirnya mengambil kebijakan impor beras untuk menurunkan harga beras. Kebijakan ini tertuang dalan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 1 Tahun 2018.?
Kebijakan tersebut kembali merupakan pertama kalinya dalam dua tahun terakhir setelah pemerintah mengimpor beras terakhir pada 2015.
Sebelum keputusan impor tersebut, berbagai upaya dari politisi Partai Nasdem dikeluarkan untuk menstabilkan harga beras. Salah satunya menggandeng Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menggelar operasi pasar.
Dengan operasi pasar tersebut, Kemendag menggelontorkan stok beras jenis medium milik Bulog yang disebar di pasar-pasar tradisional.
Baca juga : Ditanya soal Stok Beras Nasional, Mentan Jelaskan Siklus Hujan
"Kita lakukan operasi pasar beras, itu kita lakukan sejak November-Desember. Akan tetapi hanya coba penetrasi ke market, artinya operasi tidak secara masif dijalankan. Hanya di daerah yang berpotensi rawan dari sisi konsumsi, Bulog masuk," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan, Jumat (12/1/2018).
Namun, upaya operasi pasar tidak sesuai harapan Mendag. Pasalnya harga beras tidak kunjung turun setelah operasi pasar dilakukan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras jenis medium yang banyak dikonsumsi masyarakat selama Desember 2017 naik 2,66 persen dari Rp 9.280 per kilogram menjadi Rp 9.526 per kilogram.
Bahkan, pada Januari data harga beras dari Pasar Induk Beras Cipinan, pada 11 Januari 2018 harga beras medium mencapai Rp 11.275 per kilogram. "Ternyata, dampaknya tidak nendang. Tidak memberikan penurunan harga. Bahkan, memang sesaat terjadi bertahan tidak naik, kemudian terjadi kenaikan sedikit, dan awal Januari terus meningkat secara tajam," jelas dia.
Baca juga: Impor Beras Sudah Amat Sangat Terlambat...
Menurut mantan Ketua Real Estaste Indonesia (REI) ini, naiknya harga beras medium tersebut dikarenakan kurangnya stok beras.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Oke Nurwan menyebutkan, stok beras Bulog hingga saat ini mencapai 900.000 ton. Menurut Oke, jumlah stok tersebut tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.