Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Panjang Mendag Keluarkan Kebijakan Impor Beras

Kompas.com - 12/01/2018, 18:43 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Enggartiato Lukita akhirnya mengambil kebijakan impor beras untuk menurunkan harga beras. Kebijakan ini tertuang dalan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 1 Tahun 2018.?

Kebijakan tersebut kembali merupakan pertama kalinya dalam dua tahun terakhir setelah pemerintah mengimpor beras terakhir pada 2015.

Sebelum keputusan impor tersebut, berbagai upaya dari politisi Partai Nasdem dikeluarkan untuk menstabilkan harga beras. Salah satunya menggandeng Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menggelar operasi pasar. 

Dengan operasi pasar tersebut, Kemendag menggelontorkan stok beras jenis medium milik Bulog yang disebar di pasar-pasar tradisional. 

Baca juga : Ditanya soal Stok Beras Nasional, Mentan Jelaskan Siklus Hujan

"Kita lakukan operasi pasar beras, itu kita lakukan sejak November-Desember. Akan tetapi hanya coba penetrasi ke market, artinya operasi tidak secara masif dijalankan. Hanya di daerah yang berpotensi rawan dari sisi konsumsi, Bulog masuk," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan, Jumat (12/1/2018). 

Namun, upaya operasi pasar tidak sesuai harapan Mendag. Pasalnya harga beras tidak kunjung turun setelah operasi pasar dilakukan. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras jenis medium yang banyak dikonsumsi masyarakat selama Desember 2017 naik 2,66 persen dari Rp 9.280 per kilogram menjadi Rp 9.526 per kilogram. 

Bahkan, pada Januari data harga beras dari Pasar Induk Beras Cipinan, pada 11 Januari 2018 harga beras medium mencapai Rp 11.275 per kilogram. "Ternyata, dampaknya tidak nendang. Tidak memberikan penurunan harga. Bahkan, memang sesaat terjadi bertahan tidak naik, kemudian terjadi kenaikan sedikit, dan awal Januari terus meningkat secara tajam," jelas dia.

Baca juga: Impor Beras Sudah Amat Sangat Terlambat...

Menurut mantan Ketua Real Estaste Indonesia (REI) ini, naiknya harga beras medium tersebut dikarenakan kurangnya stok beras. 

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Oke Nurwan menyebutkan, stok beras Bulog hingga saat ini mencapai 900.000 ton. Menurut Oke, jumlah stok tersebut tidak mencukupi kebutuhan masyarakat. 

"Iya (tidak cukup), perhitungannya juga begitu," kata Oke.

Atas data tersebut, tidak ada upaya lain pemerintah harus impor beras untuk menutupi kekurangan stok. Namun, keputusan impor beras tidak seperti membalikan tangan. 

Mendag Enggartiasto mengaku sempat berdebat dengan pemangku kepentingan lainnya untuk mengambil keputusan impor. 

Namun, menurut Mendag kebijakan impor memang harus cepat dilakukan, karena beras merupakan komoditi utama yang harus dijaga kestabilan harganya. 

"Political risk-nya terlalu beras, kalau supply beras kurang. Saya lakukan impor beras, jenis beras yang diimpor adalah yang tidak ditanam di Indnesia. Masuk dalam kategori beras khusus," tutur dia. 

"Kita minta beras khusus ini masuk ke pasar dengan harga beras medium. Saya impor 500.000 ton, dan yang kita tugaskan adalah PPI BUMN," tambah dia.

Kompas TV Operasi pasar sementara ditempuh untuk menstabilkan harga beras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com