Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/02/2018, 16:56 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Dalam beberapa waktu terakhir Venzuela menjadi sorotan di seluruh dunia. Bagaimana tidak, negara tersebut sempat menjadi negara kaya, yang memperoleh kemakmuran dari minyak.

Namun, dalam waktu sekejap, semua itu sirna sejalan dengan anjloknya harga minyak dunia. Dalam waktu empat tahun berturut-turut, ekonomi Venezuela terkontraksi dan inflasi melambung tinggi.

Majelis Nasional yang dipimpin partai oposisi mengumumkan bahwa inflasi Venezuela mencapai 2.616 persen pada tahun 2017 dan pada Desember 2017 saja melonjak 85 persen.

Mengutip The Economist, Kamis (8/2/2018), banyak ekonom dan bankir bank sentral menyebut kondisi inflasi yang dialami Venezuela sebagai hiperinflasi. Istilah ini biasanya digunakan untuk mendeskripsikan kondisi di mana harga konsumen naik setidaknya 50 persen dalam sebulan.

Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan inflasi Venezuela mencapai sekitar 13.000 persen pada tahun 2018. Lalu, apa sebenarnya penyebab kondisi inflasi yang mencengangkan yang terjadi di Venezuela tersebut?

Rendahnya harga minyak, menurunnya produksi minyak, serta kesalahan pengelolaan ekonomi secara umum telah membebani pemerintah Venezuela. Defisit anggaran negara tersebut mencapai 20 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Nilai tukar mata uang bolivar juga merosot tajam. Pada tahun lalu, uang kertas dengan denominasi tertinggi pun dinaikkan menjadi 100.000 bolivar.

Di pasar gelap, nilai tukar bolivar melemah 99,6 persen terhadap dollar AS sejak awal tahun 2016. Meski uang kertas baru telah dialirkan ke ekonomi secara deras, namun produksi barang domestik telah anjlok dan biaya impor dalam mata uang lokal meroker, kombinasi inilah yang membuat konsumen tidak bisa mengimbangi harga barang yang terus melesat naik.

Hiperinflasi dapat membuat hidup terasa sangat berat dan menjalankan bisnis tidak nyaman. Kondisi ini pun biasanya tidak bisa ditoleransi dalam jangka waktu lama, kerap berujung pada perubahan dalam pemerintahan atau setidaknya penerbitan kebijakan ekonomi baru.

Namun, Presiden Nicolas Maduro tampaknya tak bergeming dengan kondisi inflasi Venezuela yang kian mengkhawatirkan. Ia malah terus bertahan di tampuk pemerintahan, lebih lama dibandingkan yang dibayangkan banyak orang.

Dari beberapa episode hiperinflasi yang pernah terjadi di seluruh dunia, sekitar separuhnya berakhir dalam jangka waktu setahun. Selain itu, hanya sepersepuluhnya yang berlangsung selama lebih dari enam bulan.

Kasus hiperinflasi terlama yang pernah terjadi adalah di Nikaragua. Kala itu, kenaikan harga secara ekstrim terjadi selama hampir 5 tahun, yakni dari tahun 1986 sampai 1991.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com