Namun, benarkan nanti penyesuaian tarif tersebut berujung pada kenyamanan pengguna bandara dan penumpang pesawat? Misalnya saja, di semua terminal setiap penumpang yang naik atau turun tersedia garbarata? Pasalnya, target pendapatan AP II juga tinggi tahun ini.
Seperti diketahui, AP II pada 2017 membukukan pendapatan sebesar Rp 8,2 triliun. Perolehan tersebut naik 24 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada 2016 sebesar Rp 6,6 triliun.
Pendapatan tersebut disumbang dari pendapatan aeronautika seperti tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PSC), biaya pendaratan pesawat, dan pemakaian pesawat sebesar Rp 5,01 triliun.
Sementara itu, bisnis non-aeronautika, seperti sewa ruang, reklame, dan bisnis kargo, menyumbang Rp 3,23 triliun.
Menurut Direktur Utama AP II Awaluddin, peningkatan pendapatan ini berkorelasi dengan kenaikan arus penumpang di bandara yang dikelola perseroan.
Pada tahun 2017, perseroan mencatat jumlah penumpang sebanyak 105 juta penumpang atau naik 10,83 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 95 juta penumpang.
AP II pada tahun ini membidik pendapatan Rp 9,4 triliun atau tumbuh 17,6 persen dibanding 2017. AP II membidik jumlah lalu lintas penumpang sebanyak 119 juta orang pada tahun ini.
Artinya, semakin banyak penumpang pesawat, pajak dari aeronautika yang didapat juga akan semakin banyak bagi AP II.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.