Masyarakat yang menyetor sampah akan mendapatkan kompensasi dari bank sampah. Di sisi lain, bank sampah menjual sampah-sampah yang disetorkan itu kepada pengepul. Sehingga ada uang yang diputar.
Pada April 2012, bank sampah di Gunung Anyar Tambak mulai beroperasi. Sebagai modal awal, bank sampah ini mendapatkan bantuan dari desa sebesar Rp 400.000.
Tak disangka, masyarakat cukup antusias untuk menyetorkan sampah ke bank sampah yang bernama "Bintang Mangrove" ini. Tak hanya sampah domestik, warga sekitar juga berinisiatif mengumpulkan sampah-sampah dari muara sungai, bahkan hingga ke laut.
Antusiasme masyarakat untuk mengumpulkan sampah memaksa Bu Kusni dan para pengurus Bintang Mangrove memutar otak untuk mencari tambahan pendanaan.
Lagi-lagi, pilihannya adalah PLN. Dan, gayung pun bersambut. Setelah meyakinkan PLN bahwa program bank sampah telah berjalan, BUMN kelistrikan ini memberikan bantuan modal sebesar Rp 10 juta, perahu, serta sepeda motor roda tiga untuk mengangkut sampah.
Dengan tambahan modal tersebut, bank sampah Bintang Mangrove mampu meningkatkan serapan sampah dari masyarakat sekitar serta menjualnya dalam kuantitas yang lebih besar lagi.
Kuncinya Iklas
Hingga saat ini sudah ada 218 nasabah bank sampah yang secara aktif menyetorkan sampah mereka.Saat ini bank sampah telah beroperasi secara penuh. Uang yang diputar melalui bank sampah ini mencapai Rp 9 juta hingga Rp 12 juta per bulan.
Kesuksesan ini yang kemudian membuat Bintang Mangrove menjadi pilihan studi banding sejumlah tamu dari mancanegara untuk mengetahui metode peningkatkan taraf ekonomi masyarakat di kawasan pesisir.
"Kami sampai dikunjungi oleh para tamu dari berbagai negara di ASEAN untuk melihat keberhasilan pengelolaan sampah di pesisir," kata Bu Kusni.
Dia mengaku tak bisa mengambil untung besar dari sampah yang dijual ke pengepul. Alasannya, agar tidak menimbulkan kesenjangan antara bank sampah dengan nasabah yang menyetorkan sampah,
Dia sering melihat, bagaimana susahnya nelayan sekitar yang harus berjuang untuk memungut sampah di laut dan di sela-sela tanaman bakau.
"Yang penting menjalankan program bank sampah ini kuncinya iklas. Meski keuntungannya kecil atau bahkan tidak ada sama sekali, alhamdulillah seluruh biaya operasional tercukupi," pungkas Bu Kusni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.