Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusri Palembang Sediakan 24.500 Ton Pupuk Untuk Petani Kendal

Kompas.com - 26/02/2018, 18:33 WIB
Slamet Priyatin,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KENDAL, KOMPAS.com - Produsen pupuk PT Pusri Palembang berkomitmen menyediakan 24.000 ton pupuk untuk petani di Kendal, Jawa Tengah, selama 2018. Pusri juga menganggarkan 30 persen dari total persediaan tersebut untuk cadangan. 

Dengan demikian, diharapkan petani di Kendal tidak akan kekurangan pupuk. 

Hal ini diungkapkan oleh Manager Penjualan Pusri Palembang Wilayah II, yang meliputi Jawa Tengah dan DIY, Arif Satya, usai menghadiri acara temu pelanggan di Kaliwungu, Kendal, Senin (26/02/2018) sore.

Menurut Arif, pertemuan denhan pelanggan atau petani ini digunakan untuk menampung aspirasi dari berbagai pihak, serta untuk mendukung kemajuan disektor pertanian.

Baca juga : Dari Sampah, Pertamina Hasilkan Pupuk di Wilayah Pengeboran Minyak

“Kami ingin petani sejahtera. Termasuk petani yang ada di Kabupaten Kendal ini, “ ujarnya.

Anggota DPR RI dari Komisi IV Fadholi yang hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan acara seperti ini harus rutin dilakukan. Sehingga tidak ada miskomunikasi antara Pusri, Pemerintah dan petani.

“Ke depan tidak ada lagi petani yang mengeluhkan sulit membeli pupuk,” kata Fadholi.

Dia meminta kepada pengecer pupuk untuk melayani petani yang tidak mempunyai kartu tani. Sebab ada petani, yang memang belum mendapatkan kartu tani tersebut.

“Yang penting, petani itu sudah tercatat dalam remcana definitif kebutuhan kelompok (RDKK),” jelasnya.

Terkait dengan hal itu, Kepala Dinas Pertanian Kendal Diah Aning mengatakan jumlah petani di Kabupaten Kendal ada sekitar 62.670 orang. Namun yang terdaftar baru sekitar 56.303 petani.

“Yang sudah mendapat kartu tani ada sekitar 47.422 petani, dan sisanya masih dalam proses. Tapi mereka yang belum punya kartu tani itu, bisa membeli pupuk karena sudah terdaftar,” kata dia.

Kompas TV Kenaikan harga komoditas energi tidak menguntungkan semua pihak. Bagi pabrikan berbahan baku gas seperti pupuk kenaikan harga memicu lonjakan biaya produksi.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com