KOMPAS.com - Di Venezuela, hiperinflasi telah menyebabkan sejumlah barang konsumsi menghilang, sebut saja ham atau potongan daging. Kurangnya pasokan membuat masyarakat di negara ini berhenti mencari ham.
Hiperinflasi juga membuat harga produk lebih panjang. Bila di toko makanan harga makanan masih di area 6 digit, maka harga ham menurut komunitas pencarian di WhatsApp mencapai 1.480.000 bolivar per kilogram atau sekitar Rp 610.233 (1 bolivar setara Rp 0,41)
Masyarakat Venezuela pun berbelanja menggunakan kartu kredit dan debit dengan angka yang fantastis. Misal sepasang sepatu merek Adidas harganya bisa mencapai 10.500.000 bolivar atau sekitar Rp 4.329.360.
Baca juga: Menilik Penyebab Inflasi Super Tinggi di Venezuela
Sepotong lasagna harganya 401.450 bolivar atau sekitar Rp 165.525 per potong. Satu set selimut harganya lebih mahal, mencapai 33.541.936 bolivar atau sekitar Rp 13.830.011 per set.
Jumlah tersebut sudah tidak bisa lagi terbaca oleh mesin penghitung lama, ataupun EDC konvensional.
Solusinya, masyarakat Venezuela yang berbelanja dengan kartu membaginya menjadi beberapa transaksi. Hal ini menyebabkan problem baru, yakni pusingnya pihak perpajakan Venezuela.
Baca juga : Tak Lagi Bernilai, Uang Kertas Venezuela Dijadikan Kerajinan Tangan
Masalah mata uang bolivar ini terjadi setelah 10 tahun pihak pemerintah membangun bolivar baru dengan menghilangkan tiga nol dibelakangnya.
Namun penguatan bolivar tak bertahan lama sebab pemerintah Venezuela mulai kekurangan uang kas dan inflasi menguat.
Cafe Con Leche Index dari Bloomberg mengestimasi inflasi di Venezuela mencapai 82.000 persen jika disetahunkan dalam 3 bulan terakhir.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.