Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fin Yourdan, Lepas Status Karyawan demi Bangun Usaha Perkayuan

Kompas.com - 21/03/2018, 10:20 WIB
Pramdia Arhando Julianto,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

"Dari nonton-nonton video di Youtube, kemudian cari material (kayu) online, beberapa mesin gergaji, triplek, mulai belajar bikin tempat duduk, begitu nonton video sih gampang, tapi pas kita aplikasikan kok nggak kelar-kelar, udah gitu hasilnya kurang bagus, tapi proses itu kita jalanin kurang lebih setahun," ungkap Fin.

Banyaknya proses yang dijalankan hingga pembelajaran model bisnis perkayuan, mulai menyita waktu dan tidak tepat rasanya jika terus membagi dengan status karyawan.

Setelah mengundurkan diri dari pekerjaannya, Fin mulai menggarap bisnis tersebut secara fokus dan mempelajari segala hal mulai dari bahan baku, proses pembuatan, finishing, hingga pemasaran produk dan membangun jaringan dijalani.

"Saya sadar, oke kita harus berkorban, kita harus lepas (status karyawan) kita harus berani ambil risiko untuk keluar dari kantor dan mulai percaya diri sudah bisa buat bangku, kursi, meja makan," ujar Fin.

Dari sisi permodalan, Fin mengakui bahwa usaha yang dirintisnya berjalan dari modal awal dengan menyisihkan uang gajian setiap bulannya hingga terkumpul Rp 100 juta.

"Mulai menyisihkan uang pribadi kita dari kantor di 2014 yang terkumpul kurang lebih sekitar Rp 100 juta, itu hanya cukup untuk beli mesin-mesin fisik standar, awalnya kita memang beli alat-alat tradisional," ungkapnya.

Singkat cerita, Fin akhirnya masuk kedalam program inkubasi bisnis dari Rumah Perubahan bentukan Rhenald Kasali guna meningkatkan kualitas dan kapasitas dan membangun jaringan sebagai perusahaan rintisan atau yang dikenal dengan start up.

Dengan segala keterbatasan, mulai dari ruang produksi yang merupakan garasi mobil berukuran 3x4 meter dan bermodalkan peralatan tradisional di tahun 2014, akhirnya Fin mendapatkan pendanaan dari program inkubasi bisnis Rumah Perubahan. Sebab, usahanya memiliki peluang pasar yang menjanjikan.

"Kami terima investasi dari Rumah Perubahan perubahan itu sekitar Rp 1 miliar untuk operasional dan membuat alat permainan edukatif, dari situ kita coba putar juga pelan-pelan tentunya mulai dari kita bikin project-project personal seperti furnitur," jelasnya.

Mendapatkan Peluang

Hingga akhirnya, Fin dipertemukan dengan salah satu pemilik sekolah swasta di bilangan Cibubur yang membutuhkan balok-balok kayu untuk metode pembelajaran para siswa. Barang tersebut saat ini masih sulit ditemukan di Indonesia.

Selama ini, balok-balok kayu yang digunakan sebagai metode pembelajaran harus dimpor dari Amerika Serikat. Sering kali yang terjadi, begitu tiba di Indonesia mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena perbedaan iklim dan cuaca.

Benar saja, peluang itu Fin dapatkan, saat ini usaha rintisannya tengah bersiap mengeluarkan produk-produk tersebut secara massal dengan kayu asal Indonesia dan diproduksi menggunakan alat yang presisi.

"April ini kami sudah siap produksi besar udah siap produknya. Kami kerja sama dengan sekitar 10.000 sampai 15.000 sekolah dan rencananya setelah berhasil merilis produk ini ke pasar, kami juga berencana menjadikan ini sebagai proyek sosial juga," ungkapnya.

Kini usaha rintisannya memiliki dua lini produksi, pertama produksi furniture, kedua lini produksi balok-balok untuk metode belajar.

Halaman:


Terkini Lainnya

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com