Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun Duri Tambah Akses Pindah Peron di Bagian Selatan dan Utara

Kompas.com - 05/04/2018, 14:26 WIB
Mutia Fauzia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Stasiun Duri di Jakarta Barat membuka dua akses pindah peron di bagian utara dan selatan stasiun. Penambahan akses diharapkan mampu untuk mengatasi kepadatan penumpang yang terjadi dalam satu minggu belakangan.

Akses ini menggunakan jalur aktif kereta untuk menyeberangkan penumpang antarperon dari peron 5 dengan sistem buka tutup. 

Kepala Stasiun Duri Widy Aries Subiyanto mengatakan pihak stasiun membuka akses untuk keluar dan berpindah peron dari peron 5, yang pertama melalui dua eskalator, lift, dan yang kedua melalui passenger crossing.

"Memang sistem ini hanya sementara, mengatasi penyesuaian sistem baru seiring dengan bertambahnya jumlah perjalanan Kereta Bandara yang melewati jalur KRL Stasiun Duri," kata Widy kepada Kompas.com, Kamis (5/4/2018).

Baca juga : KRL Mania Sebut Banyak Pengguna Komuter Duri-Tangerang Beralih ke Kendaraan Pribadi

Menanggapi viralnya pemberitaan di media massa mengenai kepadatan di Stasiun Duri, dirinya berujar bahwa beberapa hari belakangan kondisi Stasiun Duri sudah cukup kondusif.

Kepadatan arus penumpang terus bergerak di angka 20.000 sampai 22.000 penumpang keluar dan masuk stasiun. Sementara untuk penumpang transit berada di kisaran angka 35.000 sampai 40.000 penumpang setiap harinya.

Menurut dia, saat ini kepadatan penumpang tetap terjadi, namun bisa diatasi dengan penambahan jumlah akses keluar dan pindah peron, serta jumlah petugas  peron dari 23 menjadi 25 personil. Petugas pelayanan penumpang pun bertambah dari 2 menjadi 7 petugas.

Lebih lanjut, Stasiun Bukit Duri saat ini sedang dalam proses membangun tangga manual dari peron 5 untuk akses menuju peron 1 dan 2.

Baca juga : KRL Mania Minta Menhub Selesaikan Masalah Penumpang di Stasiun Duri

Tangga tersebut akan bisa digunakan dalam waktu 1 hingga 2 bulan mendatang. Pihak stasiun pun dalam waktu dekat juga akan menginisiasi penambahan jumlah tanda penunjuk peron di beberapa titik yang dianggap penting untuk mengatasi penumpang yang kebingungan.

Penyesuaian

Menanggapi munculnya berbagai keluhan masyarakat mengenai penumpukan penumpang di Stasiun Duri yang menyebabkan ketidaknyamanan dan terlambat bekerja, Widy berharap penumpang bisa menyesuaikan dengan jadwal baru.

Dia juga berharap para penumpang mengatur waktunya agar penumpukan penumpang tidak terjadi pada satu jadwal keberangkatan kereta.

Sebelumnya, pemberitaan mengenai Stasiun Duri menjadi viral setalah munculnya video yang menunjukkan penumpang KRL yang berdesak-desakan di tangga eskalator menuju pintu keluar.

Penumpukan penumpang terjadi dikarenakan adanya perubahan jadwal kedatangan kereta dari 30 menjadi 20 menit sekali.

Baca juga : Soal KA Bandara dan Komuter, Menhub Sebut Sudah Ada Solusi dari PT KAI

Perubahan jadwal ini merupakan dampak dari berkurangnya frekuensi KRL Duri-Tangerang dengan bertambahnya jumlah keberangkatan Kereta Bandara dari 50 menjadi 70 keberangkatan.

Kompas TV Waktu tunggu kereta lebih lama karena jalur kereta harus "berbagi" dengan kereta bandara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com