Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Parasit Cacing di Produk Ikan Makerel, BPOM Minta Masyarakat Tak Khawatir

Kompas.com - 06/04/2018, 13:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu masyarakat sempat dikejutkan dengan adanya temuan parasit cacing pada produk ikan makerel kaleng. Temuan tersebut, menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI berdasarkan adanya laporan dari masyarakat.

Terkait hal tersebut, Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito menjelaskan, pihaknya bersama kementerian dan lembaga terkait sudah melakukan upaya, salah satunya adalah penarikan produk ikan makerel kaleng dengan kode produksi tertentu yang diduga terkontaminasi parasit cacing.

Selain itu, Penny juga menegaskan bahwa parasit cacing hanya ditemukan pada produk ikan makerel kaleng berbahan baku impor.

Adapun pada produk pangan olahan laut lainnya tidak ditemukan adanya parasit cacing. Dengan demikian, sebut Penny, BPOM meminta masyarakat tidak khawatir untuk mengonsumsi produk olahan laut.

Baca juga : Terdeteksi Parasit Cacing, 22,45 Juta Produk Ikan Makerel Kaleng Ditarik dari Peredaran

 

Penny menjelaskan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan produk ikan makerel dalam kaleng yang beredar. Sebab, proses penarikan produk ikan makerel kaleng dari kode produksi tertentu sudah dikawal oleh seluruh pemangku kepentingan.

"Masyarakat tidak perlu takut untuk mengonsumsi produk ikan dalam kaleng. Pemerintah dan pelaku usaha akan memastikan produk yang tidak memenuhi syarat tidak lagi beredar di masyarakat," ujar Penny dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPOM, Jumat (6/4/2018).

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Ardiansyah menuturkan, tidak semua produk ikan kaleng terkontaminasi parasit cacing. Selain itu, Ardiansyah juga menjelaskan bahwa hanya produk ikan makerel kaleng berkode produksi tertentu yang terkontaminasi parasit cacing yang ditarik peredarannya.

Baca juga : BPOM Tegaskan Hanya Produk Ikan Makerel Kaleng yang Terkena Parasit Cacing

"Tidak semua terkontaminasi. Jadi, kami berharap masyarakat tidak khawatir mengonsumsi produk di luar itu (produk ikan makerel kaleng yang terkontaminasi parasit cacing)," jelas Ardiansyah.

Ia menyebut, pihaknya mengharapkan agar semua produk ikan makerel kaleng yang terkontaminasi parasit cacing dapat segera ditarik dari pasaran. Dengan demikian, masyarakat bisa mengonsumsi produk olahan laut dengan penuh keyakinan dan percaya diri.

Senada dengan Ardiansyah, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur (BIM) Kementerian Perindustrian Panggah Susanto menyatakan, tidak semua produk ikan dalam kaleng terkontaminasi parasit cacing. Sehingga, di luar produk tersebut adalah produk yang aman untyk dikonsumsi.

"Tidak semua ikan kaleng. Ikan sardin, tuna, cakalang, dan yang lain aman. Yang makerel juga hanya sebatas bets (kode produksi) tertentu dan telah dilakukan proses penarikan secara tuntas," sebut Panggah.

Baca juga : Temukan Cacing dalam Ikan Kaleng, BPOM Minta Importir Tarik Produknya

Kompas TV BPOM bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan penelitian terhadap kandungan cacing di dalam ikan kaleng.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com