Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertaruhan Wijaya Karya di Kereta Cepat

Kompas.com - 07/04/2018, 06:07 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sepanjang tahun lalu masih mentereng. Berbekal sejumlah proyek, analis memproyeksikan emiten konstruksi pelat merah  itu mampu melanjutkan pertumbuhan positif di tahun ini.

Pendapatan WIKA naik sekitar 67,1 persen menjadi Rp 26,18 triliun pada 2017 lalu. Pada saat yang sama, laba bersih WIKA mendaki 13,5 persen menjadi Rp 1,20 triliun.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Akhmad Nurcahyadi mengatakan, kontrak baru yang dicapai WIKA sebesar Rp 42,21 triliun berperan besar terhadap kinerja positif perusahaan ini. Sebagian besar kontrak berasal dari sektor infrastruktur dan bangunan gedung. Kontribusi sektor tersebut mencapai 62,25 persen dari total pendapatan.

Tahun ini, Akhmad memperkirakan WIKA mampu mendapatkan kontrak baru sebesar Rp 53,8 triliun. "Hingga minggu kedua Maret, WIKA telah memperoleh nilai kontrak baru Rp 10,45 triliun,” tulis dia dalam riset Maret lalu.

Baca juga: Wijaya Karya Nego CDB Segera Cairkan Utang untuk Kereta Cepat

Akhmad juga memperkirakan WIKA bisa mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi Rp 29,7 triliun pada akhir tahun nanti. Adapun laba bersih WIKA tahun ini diharapkan mencapai Rp 1,96 triliun.

Analis Paramita Alfa Sekuritas William Siregar menilai, prospek WIKA pada dasarnya tergolong cerah hingga dua tahun mendatang. Hal ini lantaran jumlah proyek yang dikerjakan emiten ini kian banyak dan dipercepat seiring momentum Pemilu 2019.

"Kinerja WIKA bakal sejalan dengan upaya pemerintah yang ingin mempercepat pembangunan infrastruktur," ujar dia, Kamis (5/4/2018).

WIKA menggarap cukup banyak proyek infrastruktur pemerintah. Salah satunya proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung senilai Rp 15,68 triliun. Memang, penyelesaian proyek ini dipastikan mundur ke akhir 2019 hingga awal 2020 mendatang, akibat keterlambatan pembayaran pinjaman. Namun, pengerjaan proyek tersebut kembali digenjot pada tahun ini.

Baca juga: Tambah Terowongan, Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Naik

Analis Anugerah Sekuritas Indonesia Bertoni Rio optimistis, asalkan tidak ada masalah pada proses pembayaran proyek, pendapatan WIKA tahun ini akan stabil. Kendati begitu, Bertoni menekankan, manfaat dari proyek-proyek infrastruktur ini memang baru akan dirasakan secara jangka panjang.

Makanya, strategi alokasi dana merupakan hal penting bagi perusahaan konstruksi. "Perlu ada strategi alokasi dana untuk menjaga likuiditas keuangan sekaligus antisipasi arus kas operasional yang minus akibat risiko telat bayar,” ujar Bertoni.

Proyek luar negeri

WIKA tidak hanya mengerjakan proyek yang berlangsung di Indonesia saja. Emiten ini juga akan menggarap proyek di luar negeri, berupa pembangunan 1.400 unit rumah di Aljazair. Rencananya, WIKA akan mengerjakan proyek tersebut mulai tengah tahun ini dan akan selesai pada  tahun 2020.

Menurut William, proyek ini tidak hanya menguntungkan WIKA dalam jangka panjang. Proyek di Aljazair ini juga memperkuat posisi WIKA di kancah internasional.

Terlepas dari itu, meski menggarap banyak proyek dengan ngebut, perusahaan ini diharapkan tidak mengurangi tingkat pengawasan terhadap kualitas proyek hingga keselamatan pekerja. "Walau belum pernah terlibat langsung dalam kasus kecelakaan kerja, WIKA harus menjadikan moratorium proyek infrastruktur lalu sebagai pembelajaran," terang William.

Selain itu, Bertoni berpendapat, WIKA harus pandai-pandai mencari pendanaan di tengah banyaknya proyek yang digarap. Pendanaan dari obligasi masih bisa menjadi salah satu opsi bagi WIKA. Sebelumnya, WIKA juga telah menerbitkan Komodo Bonds senilai Rp 5,4 triliun di Bursa Efek London.

Ketiga analis sama-sama merekomendasikan beli saham WIKA. Bedanya, Akhmad mematok target harga WIKA Rp 3.000 per saham, kemudian Bertoni memberi target harga sebesar Rp 2.600 per saham. Sedangkan William memasang target harga sebesar Rp 2.100 per saham. (Dimas Andi)

Berita ini suhda tayang di Kontan.co.id dengan judul Pertaruhan Wijaya Karya di kereta cepat

Kompas TV Dana pinjaman proyek kereta cepat Jakarta-Bandung untuk tahap awal diperkirakan cair bulan depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com