Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Peringkat RI oleh Moody's, Mengapa Rupiah Belum Menguat?

Kompas.com - 18/04/2018, 14:55 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pekan lalu, lembaga pemeringkat internasional Moody's Investor Service menaikkan peringkat Sovereign Credit Rating Indonesia dari Baa3 menjadi Baa2 dengan outlook stabil.

Banyak pihak mengharapkan, kenaikan peringkat tersebut akan diikuti oleh penguatan nilai tukar rupiah.

Akan tetapi, hingga hari ini, Rabu (18/4/2018), nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp 13.777 per dollar AS. Angka tersebut melemah dibandingkan pada posisi pembukaan perdagangan hari ini, yakni Rp 13.773 per dollar AS.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengungkapkan, rupiah belum menguat lantaran kondisi eksternal yang masih ada. Kondisi eksternal tersebut antara lain ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate yang diperkirakan mencapai 3 kali pada tahun ini.

Baca juga: Perkara Utang Indonesia yang Diganjar Perbaikan Peringkat dari Moody's

"Tentunya yang harus dilihat adalah pelemahan berlanjut dari rupiah itu tertahan," sebut Dody usai pelantikannya sebagai Deputi Gubernur BI di Gedung Mahkamah Agung, Rabu (18/4/2018).

Dody menuturkan, diharapkan dengan adanya kenaikan peringkat Indonesia oleh Moody's, secara bertahap nilai tukar rupiah dapat menguat. Penguatan tersebut pun, imbuh Dody, tidak bisa terjadi secara langsung.

"Sekarang stabil di level Rp 13.700-Rp 13.750 (per dollar AS). Itu suatu prestasi," tutur Dody.

Dengan adanya kenaikan peringkat tersebut, sebut Dody, maka diharapkan biaya dana (cost of fund) dapat turun. Selain itu, peringkat yang lebih baik akan memudahkan debitur perusahaan untuk menerbitkan surat utang dengan biaya yang lebih murah.

"Itu harusnya menjadi kesempatan bagi siapapun untuk melakukan pinjaman ke pasar keuangan," ujar Dody.

Sepanjang hari ini, rupiah bergerak pada kisaran Rp 13.767-Rp 13.777 per dollar AS. Pada penutupan perdagangan sehari sebelumnya, rupiah bertengger pada posisi Rp 13.766 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com