Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian BUMN Ingin Garuda Indonesia Tak Lagi Merugi

Kompas.com - 22/04/2018, 13:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengharapkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tidak lagi menderita kerugian. Caranya adalah Garuda harus melakukan serangkaian efisiensi dan perbaikan pada kinerja.

"Kita harapkan tidak rugi. Kita memantau tiap bulan, bahkan tiap dua minggu, kita pantau kinerja dan sistem yang ada di dalamnya," jelas Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo di sela-sela acara ulang tahun PT Taspen (Persero) di Jakarta, Minggu (22/4/2018).

Gatot mengungkapkan, Garuda pun diminta untuk fokus pada rute-rute yang tidak rugi. Sementara itu, untuk rute-rute yang rugi dipertimbangkan untuk ditutup.

Hal ini belajar dari pembukaan rute penerbangan Garuda Jakarta-London PP. Gatot mengatakan, ketika akan membuka rute tersebut, Menteri BUMN Rini M Soemarno meminta apabila rute tersebut tidak menguntungkan, lebih baik dilakukan peninjauan ulang.

Baca juga : Garuda Indonesia Diminta Kaji Ulang Rute Jakarta-London

"Daripada kita (Garuda) merugi, daripada kita support di luar negeri tapi mensubsidi dari dalam negeri, lebih baik fokus di dalam negeri," ungkap Gatot.

Fokus ke haji dan umrah

Gatot pun menyebut, Garuda juga diminta untuk fokus pada penerbangan haji dan umrah. Hal ini dilakukan untuk menekan kerugian yang diderita maskapai flag carrier tersebut.

Di samping itu, melihat kondisi Indonesia, pengangkutan jamaah haji dan umrah merupakan pasar yang paling besar dan amat menjanjikan. Apalagi, selama ini pasar yang menjanjikan itu malah lebih banyak dipegang oleh maskapai-maskapai asing.

"Fokus kita target market untuk umrah 1 juta orang, untuk haji 200.000-an orang. Itu market yang luar biasa, tinggal Garuda mau memanfaatkan atau tidak," terang Gatot.

Selain itu, Gatot juga memandang, apabila Garuda serius menggarap pasar haji dan umrah, maka optimalisasi armada pun dapat terwujud. Pesawat-pesawat berbadan lebar (wide body) yang dimiliki Garuda, yakni Airbus A330 dan Boeing 777.

"(Pesawat) wide body bisa dipakai untuk rute-rite yang sibuk seperti Jakarta-Singapura dan umrah. (Boeing) 777 bisa dipakai (untuk penerbangan) umrah, supaya Garuda persentase ke umrah bisa lebih besar," tutur Gatot.

Sepanjang tahun 2017, Garuda menderita kerugian bersih (net loss) sebesar 213,4 juta dollar AS. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, Garuda membukukan keuntungan sebesar 9,4 juta dollar AS.

Kompas TV Berikut liputan Maria Anneke dan Riky Sultana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com