Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adaro Energy Target Jadi Pemasok Batubara Kokas untuk Industri Baja

Kompas.com - 24/04/2018, 06:00 WIB
Mutia Fauzia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan batubara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melakukan diversifikasi usaha setelah mengakuisisi dua perusahaan tambang batubara beberapa waktu lalu.

Diversifikasi usaha ini yakni selain fokus ke batubara ketel uap atau thermal coal, juga ke batubara kokas atau coking coal. 

Beberapa waktu lalu, Adaro Energy mengakuisisi perusahaan tambang batu bara kokas Rio Tinto dan perusahaan tambang batu bara asal Australia, BHP Billiton.

Direktur Utama Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan langkah ini merupakan bentuk diversifikasi Adaro Energy dari perusahaan batu bara lain.

"Dulu hanya thermal coal yang ada dan biasa digunakan untuk pembangkit listrik, semen, dan sebagainya. Intinya kalau thermal coal itu kalornya yang diambil untuk energi," jelasnya selepas acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, Senin (23/4/2018).

Baca juga : Harga Batubara DMO 70 Dollar AS Per Ton, Adaro Revisi ke Bawah Target EBITDA

Sementara untuk batubara kokas, lanjutnya, digunakan untuk industri baja. Sehingga dengan pengembangan ini, Adaro Energy dapat menjadi pemasok batu bara kokas untuk industri-industri baja di Indonesia.

Pengusaha yang biasa disebut Boy Thohir ini mengatakan alasan lain untuk mengembangkan bisnis batu bara kokas. Yakni, karena di wilayah Kalimantan Tengah ditemukan cadangan batu bara kokas kualitas dunia.

"Sekarang juga kita melihat, seperti Krakatau Steel itu masih impor batu bara kokas dari luar negeri. Ke depannya kenapa tidak dari batubara kita saja yang dari Kalimantan Tengah," tambahnya.

Baca juga : Adaro Energy Bagikan Dividen 250 Juta Dollar AS

Sebelumnya, Head of Corporate Comunication Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan, tahun ini, khusus untuk produksi batubara kokas ditargetkan sekitar 1 juta ton. Belum ada penambahan produksi dibandingkan tahun lalu, dan juga untuk 2019 mendatang.

“Belum ada penambahan, 2018 saja kan belum habis (waktunya). Jadi khusus produksi kokas kami sekitar 1 juta ton,” katanya, seperti dikutip dari KONTAN, Kamis (29/3/2018).

Nadira mengatakan, batubara kokas adalah material penting untuk pembuatan baja. Makanya, batubara kokas ini akan diekspor ke Eropa dan Jepang. Bahkan, ada juga untuk kebutuhan dalam negeri.

Direktur Keuangan Adaro Energy David Tendian mengatakan, untuk pengembangan batubara kokas, perseroan menyiapkan 40 persen dari total belanja modal perseroan atau senilai 100 juta dollar AS-150 juta dollar AS.

Dana yang berasal dari kas internal ini akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur aset tersebut dan eksplorasi.

Baca juga : Anak Usaha Adaro Energy Melantai di Bursa Saham Mauritius

Indonesia-Australia

Boy Thohir juga menjelaskan, akuisisi terhadap perusahaan tambang Australia dilakukan untuk memunculkan hubungan resiprokal antara Australia dan Indonesia.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Mata Uang Polandia Bukan Euro Meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro Meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com