Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Volatilitas Rupiah Bisa Berdampak pada Pelaku Usaha dengan Bahan Baku Impor

Kompas.com - 28/04/2018, 14:18 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren pelemahan rupiah selama sepekan terakhir bisa berdampak, salah satunya pada performa pelaku usaha yang masih mengandalkan bahan baku impor.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada angka Rp 13.892 per dollar AS pada Jumat (27/4/2018) sore. Nilai ini melemah 2,0 poin atau 0,01 persen dibanding penutupan perdagangan hari sebelumnya.

"Dampak dari volatilitas rupiah yang meningkat ini memengaruhi dunia usaha, mengingat beberapa sektor ekonomi domestik masih mengandalkan bahan baku impor," kata Vice President Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/4/2018).

Josua menjelaskan, apabila tren pelemahan rupiah ini terus berlanjut, berpotensi mengganggu kegiatan produksi akibat bahan baku yang berasal dari impor.

Di satu sisi, jika pelaku usaha mengalihkan beban kenaikan biaya impor bahan baku pada konsumen, dapat mendorong inflasi domestik.

(Baca juga: Gubernur BI Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Dibanding Mata Uang Asia Lainnya)

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Josua memandang korporasi perlu melakukan transaksi lindung nilai untuk memitigasi risiko nilai tukar.

Dengan begitu, kegiatan usaha tetap bisa berjalan dengan baik dan dampak negatif bisa diredam sepanjang tren pelemahan rupiah terhadap dollar AS masih berlangsung.

Sebelumnya, Bank Indonesia menilai pelemahan atau depresiasi rupiah disebabkan penguatan mata uang AS yang berdampak terhadap hampir semua mata uang di dunia, baik di negara maju maupun berkembang.

Selain itu, ada juga dampak kenaikan US Treasury atau suku bunga obligasi negara AS hingga mencapai 3,03 persen. Kenaikan US Treasury ini merupakan yang tertinggi sejak 2013 silam.

Pelemahan juga terjadi lantaran faktor musiman pada kuartal II 2018, yakni peningkatan permintaan valuta asing untuk keperluan pembiayaan utang luar negeri, impor, serta pembayaran dividen.

Kompas TV Bank Indonesia menyiapkan racikan untuk menguatkan nilai tukar rupiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 30 April 2024

Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 30 April 2024

Spend Smart
Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap PerkuatPertanian dengan Teknologi

Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap PerkuatPertanian dengan Teknologi

Whats New
IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Masih Lesu

IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Bank Danamon Cetak Laba Bersih Rp 831 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Danamon Cetak Laba Bersih Rp 831 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Kasus Sepatu Impor Bayar Rp 31 Juta, Bos Bea Cukai: Sudah Selesai, Kita Transparan dan Akuntabel

Kasus Sepatu Impor Bayar Rp 31 Juta, Bos Bea Cukai: Sudah Selesai, Kita Transparan dan Akuntabel

Whats New
Perpanjangan Izin Tambang Vale hingga 2045 Telah Terbit

Perpanjangan Izin Tambang Vale hingga 2045 Telah Terbit

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Whats New
Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Whats New
Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Whats New
Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Whats New
Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus 'Outsourcing'

Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus "Outsourcing"

Whats New
[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Whats New
Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Whats New
AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi 'Lender Institusional'

AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi "Lender Institusional"

Whats New
Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com