Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Gejolak Pasar, Pemerintah Dorong Investasi dan Ekspor

Kompas.com - 12/05/2018, 16:28 WIB
Mutia Fauzia,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam menghadapi gejolak pasar global belakangan ini, pemerintah akan lebih fokus pada kebijakan-kebijakan ekonomi yang mendorong investasi dan ekspor.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, salah satu instrumen yang digunakan adalah kebijakan fiskal melalui insentif perpajakan.

"Termasuk dalam hal ini menggunakan perpajakan untuk investor dan ekspor seperti tax holiday, tax allowance. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) diberikan insentif pembebasan bea masuk, tidak dipungut PPN, dan pembebasan cukai. Kami terus rumuskan kebijakan ini, sehingga ekonomi Indonesia bisa dipacu dengan mesin pertumbuhan yang merata," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Direktorat Jenderal Pajak, Jumat (11/5/2018). 

Baca juga: Sri Mulyani Optimistis meski APBN 2018 Defisit Rp 55,1 Trililun

Selain itu, pemerintah juga melihat pasar utang untuk mengantisipasi ketidakpastian.

“Pemerintah terus mempersiapkan alternatif sumber pembiayaan utang,” ujar Sri Mulyani.

Penerbitan SBN, misalnya, menurut dia bisa dilakukan melalui private placement, tidak hanya melalui pasar. Sumber pinjaman juga dijajaki, termasuk dari program development partner, baik bilateral atau multilateral yang menurut dia memiliki potensi dana 1,3 miliar dollar AS dan 850 juta euro.

Potensi sumber pendanaan dari penerbitan bond juga dijajaki. Dia menyebutkan contoh potensi dari samurai bond senilai 150 miliar yen.

“Pemerintah juga telah menyiagakan bonds stabilitation framework untuk menjaga pembiayaan secara stabil dan sustainable,” ujar Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com