Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Berlanjut Melemah, Pemerintah Diminta Perjelas Kebijakan Makroekonomi

Kompas.com - 16/05/2018, 21:48 WIB
Mutia Fauzia,
Palupi Annisa Auliani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com
Rupiah sempat menyentuh level Rp 14.100 pada Rabu (16/5/2018) siang dan ditutup menguat tipis menjadi Rp 14.097 per dollar AS. Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh titik terendah di level 5.738,57 meski kemudian merangkak naik menjadi 5.841,46.

Analis senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambadha mengatakan untuk mengembalikan optimisme pelaku pasar, pemerintah perlu memperjelas kebijakan dan regulasi terkait kondisi makroekonomi Indonesia.

"Kalau sekarang enggak jelas. Ketika nanya orang BI atau pemerintah kan mereka hanya jawab ini faktor global untuk rupiah menuju keseimbangan baru, tapi keseimbangan barunya di berapa? Apakah di Rp 13.800 atau Rp 14.000 (per dollar AS)?" ujar Reza ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (16/5/2018).

Baca juga: Menjaga Rupiah, Perlukah BI Menaikkan Suku Bunga?

Menurut Reza, ketidakpastian regulasi pemerintah terhadap kondisi saat ini membuat rupiah menjadi rentan terhadap goncangan atau sentimen negatif.

"Begitu ada goncangan atau sentimen negatif, pelaku pasar buru-buru melepas rupiah untuk masuk ke dollar," lanjut Reza.

Padahal, kata dia, mata uang lain masih punya peluang menguat di tengah situasi global yang sama. Saat inflasi Amerika Serikat diumumkan tak sesuai ekspektasi, dollar AS pun melemah terhadap euro. Terlebih lagi, Uni Eropa kemudian mengeluarkan kebijakan yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan.

Baca juga: Sempat Menguat, Rupiah Kembali Melemah terhadap Dollar AS

"Dengan adanya statemen yang berimbas positif ke euro, orang melepas dollar AS (dan beralih) ke euro, sementara rupiah kita ditinggalkan. Ketika dollar AS melemah, rupiah kita tidak ada pergerakan (di tren pelemahan)," imbuh dia.

Karena itu, Reza berpendapat, pemerintah perlu memperkuat sentimen makroekonomi untuk memperbaiki iklim investasi di Indonesia. Tujuannya, memberi kejelasan soal nilai tukar rupiah. Selain itu, lanjut Reza, penanganan ekspor dan impor juga harus jadi perhatian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com