Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

“Council President Certificate” untuk Penerbangan Indonesia

Kompas.com - 20/05/2018, 16:00 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

Dengan perolehan itu, Indonesia juga menduduki peringkat ke-10 di kawasan Asia Pasifik dari 39 negara yang masuk dalam akreditasi kantor regional ICAO di Bangkok.

“Anugerah Council President Certificate ini saya persembahkan untuk Indonesia,” kata Agus Santoso saat berpidato pada acara penganugerahan CPC di kantor pusat ICAO di Montreal.

Dongkrak kapasitas dan kapabilitas

Menurut Agus, lompatan prestasi itu bakal berdampak pada kepercayaan dunia internasional terhadap dunia penerbangan Indonesia.

Dengan modal kepercayaan masyarakat internasional, ia berharap dunia penerbangan berkontribusi besar meningkatkan perekonomian nasional.

Dirjen Perhubungan Udara mengajak seluruh pemangku kepentingan di bidang penerbangan untuk meningkatkan kinerja, utamanya pada sektor keselamatan dan keamanan.

Dengan demikian, lanjut Agus, nilai EI Indonesia bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan.

(Baca: Indonesia Pertahankan Tingkat Keselamatan Penerbangan)

Pemerintah tengah membuat Corrective Action Plan (CAP) baru dari hasil ICAO Coordinated Validation Mission (ICVM) Oktober 2017 lalu. 

Ditjen Perhubungan Udara telah menggandeng sejumlah pihak untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sehingga bisa mengurang kekurangan dari hasil audit ICAO itu.

“Dengan diselesaikannya temuan-temuan yang masih ada, maka nilai EI kita juga akan makin tinggi dan keselamatan penerbangan nasional lebih terjamin," katanya.

Aktivitas di Bandara Domine Eduard Osok Sorong, Papua Barat, awal Mei 2018KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Aktivitas di Bandara Domine Eduard Osok Sorong, Papua Barat, awal Mei 2018

Dengan langkah-langkah itu, ia meyakini Indonesia turut mendukung program ICAO yaitu "No Country Left Behind."

“Indonesia mempunyai tugas moral membimbing negara-negara lain yang masih tertinggal untuk bisa meningkatkan kualitas keselamatan penerbangannya sehingga sejajar dengan negara-negara lain yang sudah maju,” ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com