Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buwas: Seharusnya Gejolak Harga Tidak Terjadi Berulang Kali

Kompas.com - 31/05/2018, 14:41 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Setiap Lebaran dan puasa, harga bahan pangan, terutama beras, selalu mengalami gejolak. Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog (Perum Bulog) Budi Waseso (Buwas) mengatakan, gejolak harga yang terjadi di pasar seharusnya tidak terjadi berulang kali setiap tahun.

Karena, menurut dia, pola naik turunnya harga di pasar mudah untuk diprediksi.

"Sebenarnya itu mudah diprediksi kalau kita mengikuti perkembangan harga dan kebutuhan masyarakat di lapangan, apalagi kalau dalam rangka hari-hari tertetu seperti sekarang (puasa dan Lebaran)," ujar Buwas ketika ditemui Kompas.com di kantornya, Kamis (31/5/20180)

Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) ini mengatakan, operasi pasar tidak akan efektif untuk menangani gejolak harga di pasar.

Baca juga: Buwas: Saya Bakal Dibenci Ibu-ibu kalau Gagal Urusan Beras

"Kebanyakan operasi pasar itu pemadam kebakaran, sudah terjadi baru kita riuh menangani," sebutnya.

Dia mengatakan, Bulog akan melakukan pembenahan sistem perencanaan kerja yang lebih matang untuk menangani permasalahan gejolak harga tiap Lebaran dan puasa.

"Jadi yang harus dibenahi sistem dan perencanaan kerjanya. Masa sudah bisa diprediksi, tapi tiap tahun bergejolak," ujar dia.

Menurut Buwas, meningkatnya permintaan saat Lebaran dan puasa ini tidak dapat dihindari karena sudah menjadi budaya masyarakat secara turun-menurun. Namun, meningkatnya permintaan ini kerap kali dibarengi dengan kesediaan barang yang berkurang. Inilah yang kemudian mendorong naiknya harga-harga kebutuhan pokok di pasar.

"Ketidakkesediaan barang bukan karena tidak ada barangnya, tetapi karena pemain spekulan, dia ingin mendapatkan keuntungan berlebih dalam keadaan seperti ini," kata Buwas.

Baca juga: Buwas: Sembako Harus Dikuasai Negara

Karena itu, untuk mengantisipasi hal ini, Bulog berusaha untuk selalu berada di lapangan dan siap untuk menggulirkan stok ketika tengkulak mulai menahan stok beras mereka.

"Begitu stok mulai tipis berarti kan sudah ada yang nahan, kita langung gulirkan barang kita sehingga tidak ada stok yang kurang sehingga harga stabil," ucap dia.

Selain itu, Buwas juga mengatakan, langkah ke depan yang harus dilakukan Bulog bersama dengan pemerintah adalah mengusahakan swa sembada pangan untuk memenuhi kebutuhan negara.

Kompas TV Direktur Utama Bulog Budi Waseso menjamin bulog mampu menyediakan stok beras selama Ramadhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com