Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susi: Pemberantasan Illegal Fishing Harus Didukung Teknologi Canggih

Kompas.com - 06/06/2018, 13:58 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengungkapkan upaya pemberantasan illegal, unreported, and unregulated fishing harus didukung dengan peralatan dan teknologi yang canggih.

Peralatan dan teknologi tersebut dimanfaatkan untuk mencegah praktik illegal fishing yang kini banyak dilakukan di tengah laut.

"Harus didukung aparat yang berkomitmen tinggi serta peralatan dan teknologi canggih, sehingga butuh sumber daya yang lebih dari negara-negara di dunia dan organisasi internasional," kata Susi saat menghadiri Hari Internasional Perlawanan terhadap Penangkapan Ikan secara Ilegal di kantor pusat Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma, Italia, Selasa (5/6/2018).

Susi menyampaikan, praktik illegal fishing bukan soal penangkapan ikan semata atau hal lain yang berhubungan dengan pengelolaan lingkungan dan sumber daya perikanan. Lebih jauh lagi, praktik tersebut juga mencakup sejumlah aktivitas ilegal seperti pelanggaran hak asasi manusia melalui perdagangan manusia dan perbudakan.

Baca juga: Menteri Susi: Dari Sertifikasi, Tuna Indonesia Bisa Mendapatkan Harga Premium

Selain itu, juga ada upaya penyelundupan dan perdagangan obat-obatan serta narkotika, sampai hewan-hewan langka yang dilindungi. Untuk memerangi hal-hal itu, butuh kekompakan dari negara-negara yang berkomitmen untuk saling dukung menghadapi praktik tersebut.

Pandangan Susi selaras dengan pendapat Komisioner Uni Eropa untuk Urusan Perikanan dan Maritim, Karmenu Vella. Vella mengungkapkan, pihaknya punya semangat yang sama dengan Susi untuk melawan semua bentuk illegal, unreported, and unregulated fishing sebagai kewajiban moral dari negara-negara dengan wilayah kelautan.

"Dunia harus bersatu memerangi penangkapan ikan secara ilegal yang marak terjadi di dunia yang wilayah operasinya melintasi batas antarnegara. Untuk itu, dibutuhkan kerja sama internasional untuk memeranginya bersama-sama," tutur Vella.

Kementerian Kelautan dan Perikanan sebelumnya meraih penghargaan inovasi digital yang diadakan Katadata.co.id pada awal Mei 2018. Inovasi yang jadi penilaian adalah platform teknologi Global Fishing Watch yang digunakan untuk mendeteksi aktivitas penangkapan ikan secara ilegal.

Global Fishing Watch merupakan hasil kolaborasi antara Google, Oceana, dan Sky Truth. Menurut Susi kala itu, Indonesia merupakan negara pertama yang menggunakan Global Fishing Watch.

Baca juga: Ditentang di Indonesia, Menteri Susi Dipuji Dunia karena Melawan Illegal Fishing

Kompas TV Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan penandatanganan kerjasama dengan IPNLF atau gabungan pembeli produk tuna internasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com