Arie juga mengungkapkan, seiring dengan strategi pengembangan pasar emas baik domestik maupun ekspor, Antam menargetkan produksi emas tahun ini dari tambang Pongkor di Jawa Barat dan Cibaliung, Banten, bisa mencapai 2 ton.
"Dari tambang Pongkor produksi emas ditargetkan bisa mencapai 1,2 ton dan Cibaliung sekitar 800 kilogram. Sedangkan realisasi produksi hingga akhir Mei dari kedua tambang mencapai 901 kilogram," terang dia.
Genjot produksi feronikel
Di sisi lain, Arie juga berniat meningkatkan produksi feronikel (FeNi) dengan menuntaskan pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Pengerjaan proyek tahap pertama itu sudah mencapai di atas 60 persen. Antam memproyeksikan kapasitas produksi feronikel di line satu mencapai 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) dari kapasitas tahap pertama sebesar 27.000 (TNi) per tahun.
“Biaya estimasinya sekitar Rp 3,5 triliun untuk pembangunan pabrik line satu, di luar power plant,” ujarnya.
Dia berharap, operasi pabrik tersebut bisa dilakukan pada Juli 2019. Adapun untuk produksi FeNi Antam hingga akhir Mei mencapai 10.600 ton.
Sementara target produksi sepanjang 2018 sebesar 26 ribu ton, naik dari tahun lalu 21.700 ton dan 2016 sebesar 20.800 ton.
Smelter di Mempawah
Di luar itu, Antam juga masih melanjutkan proyek smelter grade alumina refinery (SGAR) Mempawah di Kalimantan Barat.
Menurut rencana, proyek tersebut akan memiliki kapasitas produksi sekitar 1 juta ton SGA per tahun.
Dalam pengembangan proyek SGAR, Antam bekerja sama dengan PT Inalum (Persero) dan Chalco yang saat ini dalam proses finalisasi bankable feasibility study (BFS).
“Ground breaking mungkin bisa dimulai kuartal IV 2018,” kata Arie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.