Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasan Industri di Luar Pulau Jawa Meningkat 42 Persen

Kompas.com - 27/06/2018, 16:15 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembangan kawasan industri di Indonesia menunjukkan peningkatan baik dari sisi jumlah maupun luasnya.

Data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan pada 2014 ada 74 kawasan industri dengan luas mencapai 36.300 hektar.

Pada 2017, jumlah kawasan industri melonjak menjadi 87 dengan luasan hingga 59.700 hektar.

Sebanyak lebih dari 40 persen peningkatan jumlah dan luas kawasan industri tersebut terjadi di luar Pulau Jawa.

(Baca: Kemenperin Sebut Pembangunan Kawasan Industri Lampaui Target)

"Untuk kawasan industri di luar Jawa mengalami peningkatan luas dari 28,01 persen pada 2014 menjadi 42,42 persen pada 2017,” kata Menperin Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/6/2018).

Airlangga menambahkan, Kemenperin bakal terus mendorong pengembangan kawasan industri terutama di luar Pulau Jawa. Hal tersebut merupakan upayanya untuk mempercepat pemerataan pembangunan nasional.

Adapun tingginya angka pertambahan dan perluasan kawasan industri di luar Pulau Jawa tak terlepas dari masih banyaknya ketersediaan lahan di luar Pulau Jawa.

“Karena ketersediaan lahan di luar Jawa masih relatif luas, maka peningkatan persentase luas kawasan industri di luar Jawa lebih tinggi dibanding di Jawa,” imbuh Airlangga.

(Baca: Indonesia Tawarkan 3 Kawasan Industri Kepada Singapura)

Pada 2017, di Jawa terdapat 57 kawasan industri. Sementara itu, di Sumatera ada 21 kawasan industri, Sulawesi (4 kawasan industri), dan Kalimantan (5 kawasan industri).

Di sisi lain, Kemenperin selama ini telah memfasilitasi pembangunan kawasan industri yang terintegrasi dengan fasilitas-fasilitas penunjang guna memudahkan para investor dalam mengembangkan bisnisnya di Tanah Air.

“Pembangunan kawasan industri juga merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dalam negeri serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Airlangga.

Selain itu, aktivitas industri juga memberikan efek positif yang luas seperti peningkatan pada nilai tambah bahan baku, penyerapan tenaga kerja, dan penerimaan devisa.

Seremoni ground breaking pelabuhan Bintan Offshore Marine Centre (BOMC) di kawasan industri Bintan Inti Industrial Estate, Lobam Bintan Utara, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (8/5/2018).KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA Seremoni ground breaking pelabuhan Bintan Offshore Marine Centre (BOMC) di kawasan industri Bintan Inti Industrial Estate, Lobam Bintan Utara, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (8/5/2018).

Pada tahun ini, Airlangga menargetkan tambahan 13 kawasan industri baru dengan prediksi nilai investasi yang bisa ditarik mencapai Rp 250,7 triliun.

Adapun 13 kawasan industri (KI) tersebut, yaitu KI Morowali di Sulawesi Tengah, KI atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Sumatera Utara, KI Bantaeng di Sulawesi Selatan, KI JIIPE Gresik di Jawa Timur, KI Kendal di Jawa Tengah, dan KI Wilmar Serang di Banten.

Kemudian ada pula, KI Dumai di Riau, KI Konawe di Sulawesi Tenggara, KI/KEK Palu di Sulawesi Tengah, KI/KEK Bitung di Sulawesi Utara, KI Ketapang dj Kalimantan Barat, KI/KEK Lhokseumawe di Aceh, dan KI Tanjung Buton di Riau.

“Pemerintah telah memberikan kemudahan berinvestasi di dalam kawasan industri, antara lain melalui pemberian insentif fiskal dan non-fiskal serta pembentukan satgas untuk penyediaan gas, listrik, air, SDM, lahan, tata ruang, dan lain-lain,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com