Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Kebanjiran Impor Laptop dari China, Ini Penjelasan Menperin

Kompas.com - 28/06/2018, 17:22 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA,  KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menjelaskan alasan di balik besarnya nilai impor laptop dari China ke Indonesia selama Mei 2018.

Menurut Airlangga, besarnya impor tersebut tak terlepas dari bea masuk laptop 0 persen, sama seperti bea masuk handphone.

"Nanti kita lihat bagian elektronik, tentunya kan bea masuk 0 persen jadi seperti handphone. Kalau handphone bisa tersaring karena ada innovation center," kata Airlangga di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman, Kamis (28/6/2018).

Airlangga menambahkan bahwa saat ini tak ada lagi perlindungan tarif lantaran adanya penetapan bea masuk 0 persen tersebut.

(Baca: 5 Bulan Pertama 2018, Indonesia Paling Banyak Impor Mesin dan Pesawat Mekanik)

"Kalau pengembangan kan sudah ada produksi, tetapi memang antara (barang) domestik dan barang impor itu perlindungan tarif sudah tidak ada lagi," katanya.

Kemenperin, kata Airlangga, tak kuasa memberikan bea masuk terhadap impor laptop tersebut sebab nantinya ada pihak yang dirugikan.

"Untuk itu kita enggak bisa, kecuali ada injury itu kita bisa kasih countervailing duties. Seperti di baja itu ada kita sebut war game antara AS dan China yang secara jangka pendek Indonesia diuntungkan karena bisa ekspor, tetapi untuk mid terms kita bisa dirugikan karena barang China bisa membanjiri kita," ujar Airlangga.

Airlangga pun kemudian menambahkan, diperlukan pengetatan standar nasional industri untuk mengantisipasi banyaknya laptop asal China tersebut.

(Baca: Neraca Perdagangan Mei 2018 Defisit 1,52 Miliar Dollar AS)

Namun demikian, Airlangga mengakui bahwa sampai saat ini belum ada pihak yang mengaku dirugikan dengan adanya impor tersebut.

"Itu kan semua tergantung, sudah ada memprotes atau memberikan laporan atau enggak. Selama ini belum ada yang protes karena dirugikan," ujar Airlangga.

Sebelumnya diberitakan, produk China menguasai 27,87 persen dari total impor non-migas pada Januari hingga Mei 2018 dengan nilai 18.363,3 juta dollar AS.

Nilai tersebut meningkat 18,62 persen dibandingkan periode Januari hingga Mei 2017. Pada Mei 2018, nilai impor dari China mencapai 4.448,2 juta dollar AS.

IlustrasiSHUTTERSTOCK Ilustrasi
Laptop gaming Xiaomi.Xiaomi Laptop gaming Xiaomi.

Adapun komoditas non-migas yang banyak diimpor dari China antara lain anggur, tekstil, serta barang-barang elektronik seperti ponsel dan laptop.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa nilai impor laptop dan notebook asal China pada Mei 2018 mencapai 100, 1 juta dollar Amerika Serikat (AS).

Adapun secara total dari Januari hingga Mei 2018 nilai impornya mencapai angka 425,9 juta dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com