Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Pinjaman? Tentukan Sumber Pendanaanmu Sendiri...

Kompas.com - 29/06/2018, 06:11 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

1.Berdasarkan Sifat Kegunaan

Dilihat dari sifatnya, pinjaman dapat dikategorikan sebagai jenis konsumtif dan produktif tergantung dari perlakuannya, antara lain:

- Pinjaman yang tujuannya digunakan sebagai modal kerja atau kegiatan usaha baik untuk memulai usaha maupun memperluas usaha maka bisa dikatakan sebagai pinjaman modal kerja atau masuk sebagai jenis produktif

- Pinjaman yang digunakan untuk kegiatan berinvestasi. Kegiatan ini masih masuk dalam kategori pinjaman produktif karena memberikan keuntungan dari kegiatan berinvestasi dan secara umum pinjaman ini berkaitan dengan jangka waktu yang relatif lama baik dari segi perolehan keuntungan maupun pengembaliannya

- Pinjaman yang digunakan untuk konsumtif dan ini memiliki fungsi yang bertolak belakang dari kedua pinjaman sebelumnya. Biasanya, pinjaman seperti ini untuk mencukupi kebutuhan yang sifatnya personal, misalnya kepemilikan rumah tinggal atau membeli kendaraan pribadi

2.Berdasarkan Jangka Waktu Pengembalian

Setiap pinjaman yang diberikan oleh perusahaan P2P lending memiliki ikatan perjanjian yang memuat tentang kesanggupan membayar dalam jangka waktu tertentu. Pada umumnya, jangka waktu pengembalian disesuaikan dengan besarnya pinjaman yang diberikan, antara lain:

- Pinjaman dengan pengembalian jangka pendek. Saat ini perusahaan fintech lending ada yang menyediakan jangka waktu kurang dari satu bulan hingga tiga bulan. Bahkan, tidak sedikit juga yang menawarkan pengembalian pinjaman kurang dari 1(satu) tahun

- Pinjaman dengan pengembalian jangka menengah. Biasanya, pengembalian ini seiring dengan nilai pinjaman kurang dari Rp100 juta untuk membantu permodalan kegiatan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan memiliki jangka waktu minimal 1(satu) hingga 2(dua) tahun

- Pinjaman dengan pengembalian jangka panjang. Sesuai dengan namanya, maka pengembaliannya bisa mencapai kurang lebih 5(lima) tahun, atau bisa lebih lama dari itu 

Di sisi lain, setelah kita mengetahui tujuan dari pengajuan pinjaman maka langkah akhirnya adalah tentukan mau ke perusahaan P2P lending mana? Hal ini dikarenakan model bisnis penyedia jumlah pinjaman yang begitu variatif dari perusahaan P2P lending yang kian hari menjadi primadona bagi masyarakat Indonesia sebagai wujud nyata solusi keuangan terinovatif.

Secara jumlah pinjaman yang ditawarkan oleh para perusahaan P2P lending sangat beragam dan masyarakat selaku peminjam tidak dibebani oleh jaminan atau agunan apapun. Katakan saja, ada yang menyediakan jumlah pinjaman berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 3 juta, di atas Rp 3 juta hingga Rp 10 juta, bahkan hingga Rp 2 miliar.

Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar (smartphone), tinggal mengunduh aplikasinya, dan mengupload sejumlah dokumen seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan foto potret diri (selfie) maka setiap masyarakat atau peminjam dapat langsung mengajukan pinjamannya. Sekarang tinggal bagaimana tiap peminjam memutuskan akan mengajukan pinjaman di perusahaan P2P lending yang mana sesuai kebutuhannya masing-masing.

 Penulis : Tim Public Relation GoCash Indonesia

 

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dan Fintech.id. Kompas.com tidak bertanggung jawab atas isi artikel.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com