Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kenaikan Suku Bunga Acuan BI, Darmin Sebut Tidak Ada Cara Lain

Kompas.com - 29/06/2018, 15:53 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyambut baik kebijakan Bank Indonesia yang kembali menaikkkan BI 7-Day Repo Rate. Suku bunga acuan BI ini naik 50 basis poin menjadi 5,25 persen. 

"Kalau soal harus naik, semua orang tahu lah, enggak ada cara lain. Enggak dinaikkan, ketinggalan. Orang lain naik, itu akan membuat capital flight. Kami sambut apa yang dilakukan BI," kata Darmin saat ditemui di Hotel Borobudur, Jumat (29/6/2018).

Menurut Darmin, kenaikan suku bunga acuan oleh BI merupakan bentuk respons terhadap kenaikan Fed Fund Rate di Amerika Serikat serta menyikapi ancaman perang dagang antara AS dengan China.

Besaran kenaikan suku bunga acuan 50 basis poin juga mencerminkan keputusan tersebut tidak semata mempertimbangkan Fed Fund Rate, melainkan juga terhadap perang dagang dan dampaknya ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Baca juga: BI Memutuskan Naikkan Suku Bunga Acuan 50 Basis Poin

"Artinya, persoalannya lebih dari menaikkan suku bunga. Oleh karena itu, kami percaya dengan teman-teman di Bank Indonesia," tutur Darmin.

Terlepas dari apa yang ditempuh oleh BI, Darmin memastikan pemerintah juga akan berupaya menjaga ketahanan ekonomi dalam negeri. Hal utama yang akan dilakukan adalah dengan meningkatkan ekspor, di mana selama ini pertumbuhannya selalu di bawah impor.

"Neraca perdagangannya yang 6-7 bulan terakhir sudah terlanjur negatif, harus didorong berubah jadi positif," ujar Darmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com