Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan-Kebijakan Trump yang Mengguncang Ekonomi Global

Kompas.com - 19/07/2018, 06:30 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, Amerika Serikat tak henti menuai kontroversi. Tak sedikit kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Trump kemudian menggoyang kondisi geopolitik, bahkan ekonomi dunia.

Salah satu kebijakan Trump yang paling kontroversial adalah pemberlakuan tarif dagang. China, Uni Eropa, Meksiko, dan Kanada, adalah beberapa negara yang sudah menjadi target bahkan sudah menjadi korban kebijakan tarif AS ini.

Indonesia pun secara tidak langsung terkena imbas dari normalisasi kebijakan AS ini.

Saat ini, AS sedang mengkaji ulang negara-negara penerima Generalized System Preferences (GSP) dan Indonesia merupakan salah satunya. GSP merupakan kebijakan AS dalam wujud pemotongan bea masuk impor. Kebijakan inilah yang menjadi salah satu pendorong tingginya ekspor Indonesia ke AS.

Kebijakan-kebijakan Trump yang kontroversial tersebut tentu membuat nyaris seluruh entitas dunia panas.

Dana Moneter Internasional (IMF) telah memberi peringatan kepada AS, kebijakan tarif yang memicu perang dagang, berisiko menurunkan pertumbuhan global sebesar 0,5 persen atau sekitar 430 miliar dollar AS akan hilang dari PDB dunia pada tahun 2020.

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah mengatakan, strategi kebijakan tarif, hanyalah satu dari kebijakan Trump yang termasuk dalam rumusan kebijakan Make America First.

Setidaknya, ada 4 komponen utama strategi AS yang mereka anggap menguntungkan, namun membuat entitas dunia kocar kacir.

1. Penurunan tingkat pajak

Kebijakan Trump untuk memangkas pajak atau biasa disebut dengan Trump's Tax Reform akan menarik banyak investor untuk melakukan investasi di AS. Sebab, per 1 Januari 2018 lalu, AS memangkas pajak penghasilan perusahan dari 35 persen menjadi 21 persen.

2. Larangan masuk untuk imigran

Halim menyebutkan, langkah Trump melarang masuknya imigran ke AS merpakan kamuflase supaya tenaga kerja AS terserap oleh industri.

"Karena itu AS menutup kesempatan kerja low skill untuk imigran," ujar dia, Rabu (18/7/2018).

3. Pembatasan ekspor teknologi-teknologi canggih

Langkah ini dilakukan, agar AS menjadi unggul dan tidak ada negara lain yang menduplikasi teknologi mereka.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com