Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan-Kebijakan Trump yang Mengguncang Ekonomi Global

Kompas.com - 19/07/2018, 06:30 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

4. Kebijakan Tarif

Kebijakan inilah yang rentan memicu perang dagang. Sebab, kebijakan tarif oleh AS akan memicu aksi saling balas. Halim mengatakan, penerapan tarif sengaja dilakukan oleh Trump untuk membatasi impor sehingga dapat memicu produksi dalam negeri.

Meskipun rangkaian kebijakan tersebut dapat memicu defisit fiskal, namun Trump tetap optimis dengan berbagai langkah yang dia buat.

"Dia bersedia defisit fiskal terjadi, tetapi mereka nggak takut karena orang akan tetap investasi ke sana (AS), mereka memiliki unlimited demand terhadap surat berharga. Itu yang dia gunakan sebagai kekuatan, sebagai negara nomor satu di dunia," jelas Halim.


Dana Asing Kabur dari Indonesia

Lebih lanjut Halim mengatakan perubahan strategi AS mendorong persepsi investor untuk menanamkan modal di AS menjadi positif. Sementara, negara lain, terutama negara-negara berkembang menjadi kurang menarik sehingga arus modal akan kembali ke AS.

"Ini sudah sekitar 157 triliun data-data yang saya lihat sudah keluar dari Januari sampai Juli ini. Dana ini kembali ke AS, akibatnya nilai dollar AS menguat akibat banyak yan memegang dollar," jelas dia.

Lebih lanjut Halim menjelaskan, kondisi ini akan terus berlangsung selama AS masih terus menerus menerapkan kebijakan yang kontroversial. Meski, IMF telah memberi peringatan kepada AS mengenai pertumbuhan ekonomi mereka yang sudah tidak bisa lagi tumbuh di atas 2,9 persen.

"Pertumbuhan ekonomi ada masa puncaknya, AS sudah melalui itu, kalau sudah ngga bsa capai 2,9 persen kemungkinan inflasi naik," sebut Halim.

Jika inflasi AS meningkat, maka bank sentral mereka, Federal Reserve akan kembali meningkatkan suku bunganya (Fed Fund Rate).

"Sehingga, mungkin Donald Trump akan merubah kembali arah kebijakannya, mungkin," ucap Halim.

"Nah, kemudian baru pasar akan mengkalkulasi ulang," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com