Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Suku Bunga Acuan Semester I Hingga Direm di 5,25 Persen

Kompas.com - 20/07/2018, 08:56 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BI memandang ada kemungkinan kenaikan suku bunga acuan Fed Fund Rate yang lebih tinggi dan meningkatnya risiko di pasar keuangan global.

Sehari setelah BI menaikkan suku bunga acuan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat tipis. Berdasarkan data nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang ditampilkan Bloomberg, rupiah menguat tipis 12 poin ke level Rp 13.983 per dollar AS di pasar spot dibandingkan penutupan sehari sebelumnya pada level Rp 14.025 per dollar AS.

3. Naik 50 bps (29 Juni 2018)

BI memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen. Keputusan diambil setelah dewan gubernur BI menggelar rapat pada 28-29 Juni 2018.

Selain BI 7-Days Reverse Repo Rate, Deposit Facility Rate juga naik 50 bps menjadi 4,5 persen, demikian pula suku bunga landing  facility juga meningkat 50 bps menjadi 6 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, dasar pertimbangan keputusan ini adalah sebagai langkah preventif BI untuk memperkuat stabilitas ekonomi, utamanya stabilitas nilai tukar terhadap perkiraan kenaikan suku bunga Amerika (Fed Fund Rate) hingga 4 kali tahun dan meningkatnya risiko di pasar keuangan global. Bank Indonesia meyakini kebijakan yang ditempuh dapat memperkuat stabilitas ekonomi khusunya rupiah.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pun bergeser naik ke posisi Rp14.309 setelah sempat anjlok ke posisi Rp14.357 per dolar AS.

4. Tahan suku bunga acuan (19 Juli)

Berdasarkan rapat dewan gubernur pada 18-19 Juli 2018, BI mempertahankan suku bunga acuan di angka 5,25 persen. Semengara Deposit Facility Rate tetap 4,5 persen dan suku bunga landing facility tetap 6 persen.

Perry mengatakan, keputusan tersebut konsisten dengan keyakinan dan upaya BI mempertajam daya tarik pasar keuangan domestik di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. BI melihat belum ada intervensi ekonomi global yang krusial untuk menaikkan suku bunga.

BI melihat tingkat inflasi hingga Juni 2018 masih aman meski naik menjadi 0,59 mtm.

Selain itu, neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2018 mencatat surplus, didukung surplus neraca perdagangan nonmigas dan penurunan defisit neraca perdagangan migas. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2018 diperkirakan tetap baik didukung oleh permintaan domestik yang tetap kuat.

Perry mengatakan, ke depannya BI akan terus memantau perkembangan kondisi ekonomi global dan melakukan evaluasi secara berkala.

"Meski kami hitung ada dua kenaikan fed fund rate, akan kita pantau dari bulan ke bulan aspek yang akan mempengaruhi kenaikan fed fund rate," kata Perry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com