"Evaluasi saya hari ini buat Chevron. Final, tinggal tunggu Pertamina," ucap dia.
Tingginya minat Chevron untuk bisa kembali mengelola Blok Rokan pun turut ditanggapi Menko bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut mengatakan, adalah hal wajar bagi Chevron untuk mau mengelola salah satu sumber minyak besar bagi produksi migas Indonesia.
"Ya dia masih mau kelola Rokan ya biarkan saja, urusan mereka. Kan memang sampai sekarang Chevron yang mengelola. Perpanjangan itu kan sah-sah saja, mungkin dia mau maju, mungkin join sama Pertamina kan kita enggak tahu," terang Luhut.
3. Chevron tawarkan teknologi tinggi dan investasi besar-besaran
Dalam proposal yang diajukan, Chevron menawari untuk bisa kembali mengelola Blok Rokan dengan teknologi canggih yang dimilikinya.
Hal tersebut diakui Luhut setelah bertemu dengan perwakilan Chevron di kantornya kemarin.
"Chevron ini punya teknologi tinggi untuk meningkatkan kapasitas cadangan minyak di Blok Rokan sampai 1,2 miliar barel," ujar Luhut.
Teknologi itu sendiri disinyalir merupakan Enhance Oil Recovery (EOR). Teknologi itu disebut-sebut belum dimiliki perusahaan lainnya di Indonesia lantaran investasinya yang cukup tinggi.
Untuk itu, dalam proposal terbarunya, Chevron mengajukan investasi hingga 88 miliar dollar AS atau setara Rp 1.277 triliun (kurs 1 dollar AS=Rp 14.518) untuk kembali mengelola Blok Rokan selama 20 tahun ke depan hingga 2041.
"Untuk investasinya 10 tahun pertama 33 miliar dollar AS dengan produksi 500 juta barel minyak dan 10 tahun kedua 55 miliar dollar AS untuk produksi 700 juta barel," imbuh Luhut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.